jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, Kementerian tengah mengkaji skema konsolidasi perusahaan plat merah yang tergabung dalam industri alat berat, kapal dan industri kedirgantaraan.
"Hasil dari kajian skema konsolidasi nanti bisa berbentuk holding, merger atau akuisisi," ujar Fajar pada Focus Group Discussion (FGD) yang di gelar PT Centra Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian BUMN di Auditorium Adhiyana, Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa (14/3).
BACA JUGA: Kembangkan Pabrik Gula, BUMN Butuh Rp 13,61 Triliun
Menurut Fajar, kajian diperkirakan rampung pada Juli 2017 mendatang. Dengan demikian diharapkan industri alat berat, kapal dan kedirgantaraan nantinya dapat bersaing.
Selain itu skema apa pun yang nantinya dihasilkan, dapat meningkatkan kemampuan pendanaan perbankan, serta efisiensi.
BACA JUGA: Sinergi BUMN Wujudkan Ketahanan Pangan di Indramayu
"Skema konsolidasi industri alat berat dan kapal dapat berupa penggabungan (merger), sedangkan industri kedirgantaraan berbentuk holding," tukas Fajar.
Untuk diketahui, BUMN yang masuk dalam klaster industri alat berat dan kapal antara lain, PT Pal Industri, PT Dok Kodja Bahari, PT Dok Perkapalan Surabaya, PT Barata Indonesia, serta PT Boma Bisma Indra.
BACA JUGA: Direksi Perum LKBN Antara Dicopot
Sementara BUMN yang bergabung dalam klaster industri kedirgantaraan yaitu, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, PT Pindad, PT Len Industri dan PT Inuki.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Tol Transumatera Sudah Mencapai 46 Persen
Redaktur & Reporter : Ken Girsang