JAKARTA - Gerbong restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus bergerakKali ini, pemerintah berencana merombak jajaran direksi dan komisaris BUMN yang terus-terusan merugi.
Menko Perekonomian yang juga Menteri BUMN ad interim Hatta Rajasa mengatakan, dalam proses restrukturisasi, salah satu jalan yang ditempuh adalah merombak manajemen
BACA JUGA: Pengusaha Ingin Kabinet Baru Fokus Garap Ekonomi
"Untuk BUMN rugi, tidak hanya direksi dan komisaris yang dirombak, tapi juga business plan (rencana bisnis, Red) dan business culture (budaya bisnis, Red) nya," ujarnya di Komisi VI DPR, Senin (17/10).Menurut Hatta, proses restrukturisasi harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya sepotong-sepotong dengan mengganti manajemen
Pernyataan Hatta tersebut merupakan respons atas desakan Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto yang meminta pemerintah agar melakukan evaluasi menyeluruh atas kinerja manajemen BUMN
BACA JUGA: Mendag Diganti, DPR Happy
"Kami tidak ingin, setiap tahun ada BUMN rugi yang meminta tambahan modal ke DPRBACA JUGA: PLN Merasa Berat Bakal Ditinggal Dahlan
Kalau memang tidak mampu menjalankan BUMN ya harus diganti dengan yang lebih mampu," ujarnya.Sementara itu, terkait dengan anggapan bahwa saat ini sulit mencari orang yang kredibel sebagai direksi BUMN, Hatta mengatakan jika sebenarnya ada orang-orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjalankan BUMN"Karena itu, yang terbaik nanti akan kita berikan kesempatanTentu, (melalui) fit and proper test dulu," katanya.
Adapun untuk BUMN secara keseluruhan, Hatta menilai, proses perombakan direksi dan komisaris juga harus tunduk pada Undang-undang Perseroan"Sehingga, pemerintah tidak bisa asal mengganti direksi, harus lewat mekanisme RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)Tapi, pemerintah selaku pemegang saham, bisa mengusulkan (pergantian direksi) dalam RUPS itu," terangnya.
Berdasar data Kementerian BUMN, jumlah BUMN rugi terus berkurangPada 2008, tercatat masih ada 30 BUMN dengan akumulasi kerugian Rp 14,31 triliunPada 2009, jumlahnya BUMN rugi turun menjadi 24 dengan akumulasi rugi Rp 1,69 triliunSedangkan pada 2010, ada 18 BUMN dengan akumulasi kerugian Rp 1,29 triliunAdapun untuk 2011, datanya tengah dikonsolidasi(owi/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Bank Ikut Salurkan FLPP
Redaktur : Tim Redaksi