JAKARTA - Dicopotnya Marie Elka Pangestu dari jabatan Menteri Perdagangan ternyata menjadi berkah tersendiri bagi sebagian politisi di DPRTerutama bagi para anggota Komisi VI DPR yang selama ini mengecam keras kebijakan Kemendag yang terlalu memanjakan impor dan kurang peduli pada petani.
"Begitu dengar Mendag Marie Elka Pangestu akan diganti, saya langsung ucapkan innalillahi waina ilaihi rojiun
BACA JUGA: PLN Merasa Berat Bakal Ditinggal Dahlan
Tadi pada saat rapat dengan Ketua BKPM, saya bilang padanya bahwa sebentar lagi Anda jadi menteri," kata anggota Komisi VI DPR Lily Asdjudiredja kepada wartawan di gedung DPR, Senin (17/10).Lily yang telepon genggamnya terus berdering karena mendapat ucapan selamat dari petani kentang di Pangalengan dan perajin rotan dari Tegalwangi, Cirebon menyatakan bahwa penggantian Mari Pangestu ini sebagai langkah yang tepat
Lily mengaku sangat lega dengan penggantian menteri perdagangan itu karena berarti penolakan perajin rotan di Tegalwangi terhadap dirinya kalau Marie Pangestu masih menjabat jadi menteri, telah berakhir
BACA JUGA: Empat Bank Ikut Salurkan FLPP
"Dengan digantinya Mendag, saya boleh datang lagi ke TegalwangiPolitisi senior Golkar itu berharap, kehadiran calon Mendag yang kabarnya akan disi oleh Gita Wiryawan, bisa mendatangkan optimisme baru karena dia tahu persis kemampuannya
BACA JUGA: Pemerintah Beri Insentif Pengembang Rumah Murah
"Kita berharap, Gita bisa menyerap keluhan/aspirasi petani, para perajin di dalam negeri dan kalangan dunia usaha yang mati kutu karena kebijakan Marie Pangestu," ujar Lily.Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Fraksi PAN, Viva Yoga MauladiMenurutnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu layak dicopot dari kabinetAnggota Komisi Pangan DPR itu mengatakan kebijakan-kebijakan Mari tidak pro-rakyat
"Mari Elka Pangestu berpandangan neoliberal dan kapitalistikSangat pro-pasar, tidak pro-rakyatTidak berpihak pada bangsa dan negaraMaka sangat layak diganti," kata Yoga di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, kemarin.
Mari sendiri sudah masuk ke kabinet sejak periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang YudhoyonoMenurut Yoga, kebijakan Mari yang tidak pro-rakyat antara lain membuka pintu impor komoditas yang sebenarnya bisa dipenuhi dalam negeri, misalnya impor garamKarena persoalan impor garam tersebut, Mari sampai bersitegang dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad
Yoga melanjutkan, selain kebijakan impor Mari yang dinilai bermasalah, kebijakan ekspornya pun setali tiga uangKebijakan ekspor rotan mentah yang diambil Mari dipermasalahkan oleh koleganya di kabinet, yaitu Menteri Perindustrian MS Hidayat
"Jelas dia layak digantiPengembangan usaha mikro kecil dan menengah tidak bisa maju karena kebijakan Mendag," kata dia(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Kargo Kereta Api Segera Dievaluasi
Redaktur : Tim Redaksi