Sejak kemarin masyarakat di Pulau Bunaken, Sulut, bisa merasakan asyiknya nonton TV di siang hariSetelah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pertama yang betul-betul murni dioperasikan, pulau nan indah itu kini menyala 24 jam nonstop
BACA JUGA: Kisah di Balik Kematian Mendadak Om Manajer Adji Massaid
Pulau-pulau terpencil lain segera menyusul.====================
Bahtin Razak, Manado
====================
WAJAH Henny Caroles memancarkan raut semringah
BACA JUGA: Merekam Suasana Mencekam di Kawasan Kairo, Mesir
"He, sore-sore kote banya acara bagus kang di TV! Nanti sekarang kong bole rasa bauni TV siang
BACA JUGA: Sujud Sutrisno, Seniman Kendang yang Kini Merana
Sekarang kami bisa merasakan nonton TV siang hari karena biasanya hanya malam)," kata ibu rumah tangga ini.Warga di Pulau Bunaken memang tak lagi "tersiksa" karena tidak bisa mennonton televisi di siang hariDi pulau yang namanya sudah tersohor di seantero jagat karena memiliki taman biota laut yang sangat indah itu, kini listrik bisa dinikmati 24 jam nonstopSebelumnya, selama bertahun-tahun, listrik baru menyala ketika hari mulai gelap hingga pagi menjelang matahari terbit.
Kemarin Direktur Operasi Wilayah Timur PT PLN Vickner Sinaga bersama Gubernur Sulut SH Sarundajang menandai pengoperasian PLTS di pulau yang didiami 680 pelanggan PLN itu.
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang melayani Pulau Bunaken selama ini akhirnya distopSebab, menurut perhitungan, penggunaan tenaga diesel sangat tidak menguntungkanDari sisi ekonomi, biaya solarnya saja mencapai Rp 100 juta per bulanSementara omzet dari pembayaran rekening listrik oleh warga setiap bulan hanya Rp 20 juta
Dari sisi lingkungan, penggunaan diesel dalam jangka panjang juga punya dampak yang mengganggu Pulau BunakenPLTD riskan polusi akibat asap mesin diesel dan buangan limbah solar
Beroperasinya PLTS pertama yang melayani satu pulau di wilayah Provinsi Sulawesi Utara itu berdaya maksimum 400 kilowatt peakDibangun pada 8 September 2010 di lahan seluas 6.500 meter persegi
Penangkap energi mataharinya dilakukan 1.440 buah panel surya yang didatangkan dari TiongkokSementara baterai untuk menyimpan daya listrik dari panel surya berasal dari JermanLalu inverter atau pengubah arus listrik DC (direct current) ke AC (alternating current) dan sebaliknya menggunakan produk Australia
Langkah penghematan agar warga tak boros dalam penggunaan setrum juga dilakukan sejak diniDengan program demand side management (DSM) atau pengendalian sisi kebutuhan, kini dilakukan pembagian secara cuma-cuma lampu sangat hemat energi (LSHE) berdaya 3 watt, yang terangnya setara dengan 25 watt lampu pijar
General Manager PLN Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo) Ir Wirabumi Kaluti bahkan sudah membagikan 500 lampu untuk warga pulau ituRinciannya, pelanggan 450 watt mendapat 5 lampu LSHE, 900 watt 8 buah, dan 1.300 watt 11 buah.
Dengan dioperasikannya PLTS Bunaken ini PLN telah mencatatkan sejarah baruSebab, inilah PLTS murni pertama yang melayani satu pulauSelama ini PLTS yang ada sebenarnya tidak benar-benar murniPLTS itu masih diparalelkan dengan PLTD yang di kalangan PLN populer disebut hybrid
Setelah PLTS murni Pulau Bunaken dioperasikan, pulau-pulau lain di Indonesia segera mengikutiPulau Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Giliterawangan, Nusa Tenggara Barat; Derawan, Kalimantan Timur, dan Raja Ampat di Papua, segera merasakan listrik hasil pembangkit tenaga surya yang peresmiannya dilakukan Dirut PLN Dahlan Iskan(c2/leak)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Warga China Benteng Rayakan Imlek di Lahan Sengketa
Redaktur : Tim Redaksi