Bunga ORI 5 Lebih Tinggi

Senin, 30 Juni 2008 – 11:52 WIB
JAKARTA - Pemerintah kembali menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) September mendatangItu merupakan penerbitan kedua tahun ini, atau kelima sejak penerbitan perdana 2006 lalu

BACA JUGA: PLN Evaluasi Listrik Swasta


Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto mengatakan, untuk menjaring minat investor, pemerintah akan berupaya menerbitkan ORI dengan kupon yang menarik sesuai dengan kondisi pasar
Pemerintah akan menerbitkan ORI dengan tenor lima tahun

BACA JUGA: Asing Dominasi Kawasan Industri

”Berarti jangka panjang
Nah, nanti kita lihat patokannya, yaitu kurva yield dari obligasi non ritel,” kata Rahmat di kantornya akhir pekan lalu.
Kupon ORI seri 5 hampir dipastikan akan lebih tinggi dari seri sebelumnya yang diterbitkan Maret lalu

BACA JUGA: Jazz Kejar 20.000 Unit

ORI seri 4 berjangka waktu empat tahun dengan kupon 9,50 persenSaat itu, BI rate berada pada posisi 8 persenBI rate kini berada di level 8,50 persen dan masih berpotensi meningkat hingga akhir tahunJatuh tempo ORI seri 5 juga setahun lebih lama dibanding seri 4, sehingga kupon atau bunganya juga berpotensi makin tinggi.
   Rahmat mengatakan permintaan ORI sangat sensitif terhadap kuponKarena dengan kupon atau bunga yang tinggi, akan menarik banyak investorUntuk itu, pemerintah akan menerbitkan ORI dengan bunga di atas deposito, terutama bank-bank BUMN.
   Rahmat mengharapkan, pemerintah bisa meraup dari penerbitan ORI seri 5 hingga Rp 13 triliun” Saya harapkan bisa mengulang sukses (Maret lalu) yang mendapat Rp 13 triliunTapi kita enggak tahu apakah bisa karena situasi sudah beda,” kata Rahmat.
    Namun pemerintah secara resmi tidak akan mengumumkan target indikatifKarena penerbitan ORI akan bergantung target internal agen penjual yang bisa diserap dan didistribusikan”Kita akan meminta angka dari merekaItu akan jadi target indikatif internal kita,” jelasnya.
    Ia menambahkan, penerbitan ORI ini untuk memenuhi target pembiayaan SBN (surat berharga negara) gross sebesar Rp 158 triliunSaat ini, realiasi pembiayaan telah mencapai 64 persenPenerbitan ORI, sukuk, dan Surat Perbendaharaan Negara kurang dari 40 persen untuk tahun ini.
    ”Kita akan lakukan diversifikasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, dengan menerbitkan sukuk, baik luar negeri maupun dalam negeriKemudian kita juga menerbitkan secara reguler, SPN, fixed rate, dan instrumen jangka panjang juga akan diterbitkan,” tutur Rahmat. (sof/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awal Juli, Harga Elpiji Naik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler