Wakil Direktur Utama PT PLN Rudiantara mengatakan, untuk menghindari terulangnya masalah pasokan batu bara yang terjadi di PLTU Cilacap, pihaknya akan memprioritaskan kemampuan keuangan IPP’’Ini akan jadi prioritas utama,’’ ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut Rudiantara, masalah pendanaan memang masih menjadi kendala utama bagi pihak swasta dalam penyediaan suplai listrik di dalam negeri
BACA JUGA: Asing Dominasi Kawasan Industri
’’Kami akan review semua, dan pastikan IPP adalah financial gameDari 129 proyek pembangkit IPP, ungkap Rudiantara, baru 15 pembangkit yang sudah beroperasi dengan total kapasitas 4.143 megawatt (MW)
BACA JUGA: Jazz Kejar 20.000 Unit
Sebanyak 7 pembangkit (880 MW) dalam tahap konstruksi, 42 IPP (3.519 MW) sedang dalam tahap negosiasi untuk memperoleh pendanaan (financial closing).Lainnya, sebanyak 12 IPP (893 MW) dalam tahap finalisasi kesepakatan jual beli listrik dengan PLN, dan 33 IPP (10.408 MW) dalam tahap tender
Sementara itu, terkait dengan persoalan pasokan batu bara yang terjadi di PLTU Cilacap, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar menambahkan, pihaknya ikut terlibat dalam menangani hal tersebut
BACA JUGA: Awal Juli, Harga Elpiji Naik
Sebab terhentinya operasi PLTU Cilacap dengan kapasitas 2x300 MW mengganggu sistem kelistrikan Jawa-Bali’’Jadi, ini untuk mengamankan pasokan listrik sistem Jawa-Bali,’’ ujarnya.Masalah yang terjadi dalam pasokan batu bara di PLTU Cilacap, menurut dia, sebenarnya persoalan bisnis (business to business)Secara kontraktual jual beli listrik antara PLN dengan pengembang PLTU Cilacap, PT Segara Sumber Primadaya (S2P), mengatur harga serta kemampuan pasokan energi listrik sesuai kapasitas yang wajib dilakukan pengembang PLTU Cilacap. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Asing Harus Gerakkan Sektor Riil
Redaktur : Tim Redaksi