jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Taufik Bahauddin menilai calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi tidak punya nyali melawan kepentingan Amerika Serikat (AS). Hal ini terlihat dari Jokowi untuk menanggapi isu renegosiasi kontrak PT Freeport.
Bahkan dalam hal ini, menurut Taufik, Jokowi kalah telak dari rival beratnya, Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Asal Tak Dicurangi, PKB Yakin Menang di Jatim
"Saya dengar Prabowo juga ditanya masalah ini oleh salah satu kamar dagang di AS dan langsung dijawab, hormati perjanjian jangan ambil yang jadi hak bangsa ini," kata Taufik kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/4).
Taufik mensinyalir Jokowi belum punya konsep tentang kedaulatan ekonomi. Ia yakin mantan Wali Kota Surakarta itu juga tidak mengerti tentang isu-isu perusahaan asing yang merugikan negara lainnya.
BACA JUGA: Ini Cawapres Potensial Jokowi dan Prabowo
"Strateginya mungkin menang (pemilu legislatif) dulu lah," imbuhnya.
Taufik khawatir jika Jokowi dipercaya memimpin pemerintahan nanti, perusahaan asing akan semakin sewenang-wenang di Indonesia. Apalagi mengingat tahun 2015 nanti Indonesia mulai memberlakukan ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) yang akan membuka pintu masuk perdagangan seluas-luasnya bagi pihak asing.
BACA JUGA: PT Adhi Karya Minta Bantuan Anas Lewat Mahfud
"Coba tanya (Jokowi) bagaimana bank-bank asing di Indonesia bisa suka-suka, padahal bank-bank nasional kita dihambat di negara mereka. Bayangkan tahun 2015 AFTA berlaku, itu perang ekonomi. Bagaimana menekan impor sayur dan buah dari RRC? Kita jadi pengimpor terbesar," tandas Taufik. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih 353 Ribu Polisi Jaga TPS
Redaktur : Tim Redaksi