jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Islam mengecam penganiayaan kader HMI-wati cabang Dompu saat menggelar aksi protes wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Kantor DPRD Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bengkulu, Kamis (1/9).
Akibatnya, kader HMI-wati mengalami cedera muka.
BACA JUGA: Buntut Oknum Polisi Represif dan Kasus Sambo, HMI Makassar Minta Presiden Copot Kapolri
Lingkar aksi Mahasiswa Islam, yang merupakan aliansi Kader HMI Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di Polrestabes Bandung , sabtu (2/9).
Koordinator Lapangan Aliansi Kader HMI Jawa barat Laladra Kusuma Dirga menyampaikan aspirasi penolakan wacana kenaikan BBM di hadapan umum dijamin UU.
BACA JUGA: Fadli Rumakefing Gantikan Aliga Pimpin Badko HMI Jabodetabeka-Banten Hingga 2023
"Kader HMI Jawa Barat, mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian terhadap tindakan penganiayaan kader HMI peserta aksi tolak kenaikan BBM di Dompu dan Bengkulu," ujarnya.
Dia menilai tindakan oknum kepolisian telah membenarkan bahwa kesewenang-wenangan institusi Polri terhadap hukum dan kepentingan rakyat sangat nyata.
BACA JUGA: Wahai Polri, PB HMI Minta Klarifikasi Soal Konsorsium 303 dengan Jelas
"Hal itu dapat dilihat pada tragedi kematian Brigadir J sebagai korban dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh Mantan Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, bagaimana drama dimainkan," ucap Laladra.
Menurutnya, kerlibatan puluhan anggota Polri yang turut memback-up kejahatan pembunuhan berencana mantan kadiv propam tersebut menunjukkan bahwa institusi tersebut sedang tidak baik-baik saja.
Selain itu munculnya bagan struktur pengatur permainan gelap yang berseliweran dijagad dunia maya, mulai dengan Kaisar Sambo dengan judi onlinenya, narkoba, tambang ilegal hingga Konsorsium 303 yang diduga menyeret para petinggi Polri.
"Hal ini juga bisa dinilai sebagai gagalnya Kapolri dalam melakukan pembinaan terhadap anggotanya, Selain itu dapat dinilai sebagai upaya pembiaran terhadap aksi nakal para pembantunya. Sebab serasa tidak mungkin Anggota bertindak tanpa sepengetahuan Atasan," kata Laladra.
Aliansi Kader HMI Jabar meminta Kapolri harus bertanggung jawa atas tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh aparat kepada Kader-Kader HMI.
"Tindakan Represif saat penangan aksi menandai gagalnya realisasi jargon Polri Presisi," Terangnya
Selain itu, Dia Meminta Presiden Joko Widodo Untuk segera melakukan reformasi institusi Polri secara total.
"Kami Meminta kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo untuk segera menyelamatkan Institusi Polri sebagai Amanat Reformasi dari Kegagalan Kapolri dalam melakukan Pembinaan terhadap anggotanya", sambungnya
HMI Jabar juga mendesak agar Presiden Joko Widodo segera mengambil langkah terukur dalam membongkar sindikat judi online, narkoba dan diagram Konsorsium 303 yang melibatkan para petinggi Polri, Apabila benar ada keterkaitan Anggota Polri dalam skandal tersebut.
"Atas Akumulasi kegagalan dalam menggawangi Polri, kami meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot Kapolri," pungkas Laladra. (mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul