Bupati Jayapura: Bapak Presiden Jokowi Kami Minta untuk Hadir

Jumat, 20 Mei 2022 – 21:29 WIB
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw memberikan keterangan usai pertemuan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Majelis Rakyat Papua Barat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (20/5/2022). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman

jpnn.com, BOGOR - Bupati Jayapura Mathius Awoitauw meminta kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Papua pada Oktober mendatang.

Permintaan itu disampaikan Mathius saat pertemuan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Majelis Rakyat Papua Barat dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (20/5).

BACA JUGA: Untung Pak Jokowi Cabut Moratorium, Kalau Tidak, Petani Benar-benar Tercekik

Seusai pertemuan itu, Mathius mengatakan bahwa kegiatan yang menyatukan masyarakat adat seluruh Indonesia tersebut menjadi simbol persaudaraan dan kekeluargaan.

"Bapak Presiden kami minta untuk hadir membuka (acara) dan itu akan terjadi persaudaraan kekeluargaan. Jadi, tidak ada perbedaan agama, suku bangsa, yang selama ini secara nasional terus diperbincangkan," kata dia seperti ditayangkan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat.

BACA JUGA: Dana Korupsi Ekspor CPO Mengalir ke Parpol? Jampidsus Menjawab Tegas

Mathius menyebut pelaksanaan KMAN VI pada 24-29 Oktober 2022, itu bakal dihadiri sekitar 8 ribu orang masyarakat adat dari seluruh Indonesia,

Kegiatan itu juga akan dimeriahkan dengan pameran dan panggung seni budaya dari wilayah asal.

BACA JUGA: Bule Cantik Ini Mengaku Kena Pungli saat Ditilang Oknum Polisi di Bali

KMAN VI akan diselenggarakan di wilayah Tanah Tabi. Seluruh peserta akan menempati rumah penduduk dan membuat sarasehan sebagai rangkaian kegiatan kongres.

"Itu bisa sampai 8.000 orang dari seluruh Indonesia hadir di Papua, tinggal di rumah-rumah masyarakat," ucap Mathius.

Tanah Tabi merupakan salah satu daerah yang diusulkan untuk pemekaran provinsi dalam pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di Provinsi Papua.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Mathius menjelaskan rencana pembentukan DOB merupakan aspirasi murni warga Papua sejak lama.

Papua Selatan, misalnya, telah memperjuangkan pemekaran selama 20 tahun.

"Jadi, ini bukan hal yang baru muncul tiba-tiba. Akan tetapi, ini adalah aspirasi murni, baik dari Papua Selatan maupun Tabi, Saereri, La Pago, dan Mee Pago," katanya.(ant/fat/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler