jpnn.com, KAYONG UTARA - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda beberapa titik di Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat (Kalbar). Salah satunya adalah wilayah Pulau Maya.
Bupati KKU Citra Duani, dan Kapolres KKU AKBP Asep Irpan Rosadi langsung turun memantau titik karhutla di Pulau Maya menggunakan helikopter, Sabtu (10/8) siang.
BACA JUGA: Kawasan Hutan Wisata Alam Bukit Bintang Sengaja Dibakar
"Kami baru saja melihat di Pulau Maya. Kami sudah cukup lama mengantisipasi sekecil apa pun api, namun masih ada beberapa titik," kata Citra di Sukadana, Sabtu (10/8) usai melakukan peninjauan.
BACA JUGA: The Jakmania: Kami Kecewa Ferry Paulus, Persija Kami Buruk Sekali
BACA JUGA: Arahan Tegas Presiden Jokowi Terkait Penanganan Karhutla
Dia menambahkan, setidaknya ada sekitar lima hotspot yang tidak begitu besar. Citra menegaskan bahwa titik karhutla bukan merupakan lahan milik perusahaan. Menurutnya, diduga karhutla itu terjadi di lahan milik masyarakat.
"Sejauh ini tidak ada lahan perusahaan," tegasnya.
BACA JUGA: KLHK: Satu Kali Lalai, 150 Hektare Lahan Bisa Terbakar Selama Sehari
Citra mengatakan, Pemerintah Kabupaten KKU terus melakukan pemantauan titik api untuk mencegah dan mengatasi karhutla sebagaimana perintah Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Apel gabungan sudah dilakukan bersama stakeholder terkait.
"Kami sudah berkeliling, dan siaga terus.Kami sudah bekerja cukup lama untuk mengantisipasi titik api," paparnya. Citra juga mengimbau masyarakat untuk gotong royong untuk membantu menangani masalah hotspot. "Kami mohon kerja samanya," tegas Citra.
Kapolres Asep mengatakan, akses ke Pulau Maya juga sulit. Helikopter pun tidak bisa mendarat karena lahannya lembek. "Mungkin nanti masuk pakai motor trail untuk masuk memadamkan api di Pulau Maya. Dan untuk paling efektif itu nanti pakai waterbomming," paparnya.
Selain Pulau Maya, kata Asep, karhutla juga terjadi di kawasan Simpang Hilir. Menurut Asep, pada Jumat (9/8) malam, ada beberapa titik yang ditangani bersama Pemkab, BPBD, Manggala Agni, dan TNI.
"Semua ada di TKP namun di beberapa titik keterbatasan air menjadi kendala, karena air juga dibutuhkan untuk MCK (mandi, cuci, kakus). Jadi, dibagi dua airnya," katanya.
BACA JUGA: Persija 1 vs 1 Bhayangkara FC: Macan Kemayoran Tetap Terpuruk di Papan Bawah
Menurut Asep, persoalan ini akan menjadi bahan analisis dan evaluasi dalam rapat koordinasi nanti. "Mudah-mudahan bisa ditemukan solusi efektif," ujar Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan saat Apel Siaga Karhutla, Polres KKU kembali membagikan maklumat Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono Nomor: Mak/02/II/2018 tertanggal 21 Februari 2018 tentang kewajiban, larangan, dan sanksi pembakaran hutan dan lahan.
"Masyarakat diimbau tidak buka lahan dengan cara apa pun, dan apa pun alasannya. Begitu ada api, harus sama-sama turun mematikannya," kata Asep. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Minta Pemda Aktif Data Lahan Masyarakat yang Hendak Dibuka
Redaktur & Reporter : Boy