jpnn.com, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, pada Senin (26/4), menyambangi rumah duka keluarga salah satu korban tenggelamnya KRI Nanggala-402, Muhammad Faqihudin.
Maryoto mendatangi rumah Faqih di Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Jawa Timur, bersama forkopimda setempat, antara lain Kapolres AKBP Handono Subiakto dan Dandim 0807/Tulungagung Letkol Inf. Mulyo Junaidi.
BACA JUGA: Para Istri Prajurit KRI Nanggala 402, Siap, Ikhlas, Saling Menguatkan
Kedatangan mereka membuat keluarga almarhum Faqih histeris.
Tangis mereka pecah manakala bupati dan kapolres menyalami satu per satu anggota keluarga staf teknik di bagian kelasi mesin KRI Nanggala-402 tersebut.
BACA JUGA: Anak Awak KRI Nanggala 402 Dijamin Pendidikannya hingga Sarjana, Bisa Berkarir di TNI
"Kami masih berharap (Faqih, red) ditemukan hidup. Karena hingga saat ini belum ada bukti penemuan jenazah,” kata ayah Ardi, Sujarwo.
Sujarwo mengaku terakhir berkomunikasi dengan anaknya sebelum berlayar. Saat itu, Ardi pamit hendak pergi tugas berlayar. “Bilangnya ke Bali untuk peluncuran rudal (torpedo),” katanya.
BACA JUGA: Jelang Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021, Mana Tambahan Formasi Guru Madrasah?
Kabar tenggelamnya KRI Nanggala-402 diterima olehnya pada Rabu (21/4) petang.
Muhammad Faqihudin Munir merupakan kelasi mesin di KRI Nanggala-402.
Anggota TNI AL ini warga Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut. Muhammad Faqihudin Munir putra pertama dari pasangan Matroji Sidoarjo dan Sriyanah.
Selain Faqihudin, korban tenggelamnya KRI Nanggala-402 adalah Sertu Ardi Ardyansah, warga Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut.
Ardi Ardiansyah merupakan putra pertama pasangan Sujarwo dan Sriyanah. Keluarga Ardi nampak lebih tabah menerima kenyataan anaknya menjadi korban tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Keluarga masih berharap ada keajaiban. “Saya berharap masih ditemukan hidup, karena hingga saat ini belum ada bukti penemuan jenazah,” kata ayah Ardi, Sujarwo. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Soetomo