Bupati Minta Bocah SD Korban Perkosaan tak Diusir dari Desanya

Senin, 05 Oktober 2015 – 06:51 WIB

jpnn.com - MEULABOH - Bupati Aceh Barat, H.T Alaidinsyah mengunjungi LY, korban pemerkosaan di RSUD Cut Nyak Dhien, Meulaboh, Minggu (4/10). Dia mengaku prihatin dengan kondisi bocah kelas lima SD itu yang telah melahirkan anak perempuan.

Bupati meminta aparat desa tempat korban berdomisili untuk melindungi korban dari sanksi sosial masyarakat setempat. Alaindinsyah juga meminta Kepala Desa Zainuddin untuk memikirkan nasib kedepan anak di bawah umur ini.

BACA JUGA: Tak Disebut sebagai Pendiri Banten, Keluarga Ratu Atut Protes

"Ini kan persoalan kemanusian. Harus kita berikan perhatian. Nanti saya akan berkoordinasi dengan dinas sosial dan dinas terkait lainnya untuk menangani si korban dengan bayinya," harap Alaidinsyah.

Alaidinsyah juga meminta agar aparatur desa mampu menengahi persoalan ini sehingga LY selaku korban tidak dikucilkan, apalagi sampai diusir dari desa mereka tinggal.

BACA JUGA: Cinta Ditolak, Eh...Helm Bertindak

Kekhawatiran tersebut, tersirat pada benak bupati, karena ia takut penerapan hukum adat di desa-desa dapat memperburuk psikologis bagi si anak yang dianggap telah berbuat hal yang tidak senonoh, padahal LY menjadi korban kekerasan seksual.

"Pak geuchik harus melindungi korban, jangan sampai muncul hal-hal yang tak diinginkan, sampai diusir ," ungkapnya.

BACA JUGA: Innalilahi, Ibu Cantik Tewas Disaksikan Empat Anaknya di Ruang Tamu

Terkait pendidikannya, Alaidinsyah mengaku melakukan koordinasi dengan instansi terkait supaya, LY dapat kembali mengecap pendidikan. Tapi, hal itu, jika korban masih benar-benar teguh hati ingin kembali duduk di bangku sekolah.

Kepada pihak kepolisian, Bupati Aceh Barat akan meminta supaya dapat mengusut tuntas kasus tersebut, dan pelaku dapat segera ditangkap dan diadili demi mempertangungjawabkan perbuatanya.

Terpisah, Zainuddin selaku kepala desa setempat mengaku dari keterangan LY, pihaknya sudah mengetahui pelaku pemerkosaan. Sayangnya hingga saat ini, seorang pria berinisial SA yag diduga pelakunya malah tidak mengakui perbuatnnya, bahkan sampai berani berbohong di bawah sumpah. SA merupakan pekerja bengkel  yang berada di daerah tersebut. SA merupakan seorang duda yang sudah pernah menikah dan memiliki dua anak.

”Cuma saya tidak melaporkan kasus ini ke polisi, karena ingin kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan,” ujarnya.(den/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Dapat Jatah, Ormas Blokir Proyek Drainase


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler