Bupati Rita Widyasari Dipuji Mendagri

Rabu, 04 Desember 2013 – 02:31 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, mengapresiasi program Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera, yang digagas Bupati Kutai Kertanegara (Kukar), Rita Widyasari. Program yang fokus pada kegiatan pemberdayaan perempuan tersebut dinilai cukup berhasil meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan di Kukar.

Sehingga tidak heran jika kemudian tim ahli IGA dan tim teknis Kemendagri menempatkan Kabupaten Kukar menjadi salah satu dari 12 daerah peraih penghargaan unggulan Innovative Government Award (IGA) 2013.

BACA JUGA: Honorer Protes, Anggap Tes K2 tak Adil

“Persentase kepala daerah perempuan di Indonesia saat ini masih sedikit jika dibanding kepala daerah pria. Jadi kalau ada satu kepala daerah perempuan yang meraih penghargaan unggulan IGA, saya kira ini sangat luarbiasa. Kita harapkan ke depan dapat muncul kepala daerah perempuan lain yang mampu melahirkan program-program inovasi,” katanya saat menyerahkan penghargaan IGA 2013 di Jakarta, Selasa (3/12).

Ditemui usai meraih penghargaan, Rita mengaku program 'Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera' diluncurkan setelah melihat nasib kaum perempuan seringkali menjadi pihak yang termarjinalkan dalam proses pembangunan. Padahal peran perempuan dalam pembangunan sangat strategis. Termasuk bisa diproyeksikan menjadi pilar pembangunan.

BACA JUGA: Pemerintah Didesak Angkat Seluruh Honorer jadi PNS

“Program ini kita luncurkan berawal dari pemikiran, jika perempuan bisa memberdayakan dirinya, maka daya saing daerah bisa diwujudkan. Jadi saya ingin perempuan Kutai mesti berdaya dan tentu pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberdayakan mereka,” ujarnya.

Untuk mendukung program 'Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera', Pemkab Kukar kata Rita, kemudian meluncurkan pola dana hibah yang diberikan kepada sejumlah kelompok usaha perempuan dalam bentuk bantuan kelompok usaha bersama.

BACA JUGA: Sebar Virus Antikorupsi Lewat Film

Jadi, bagi kaum perempuan atau kelompok perempuan yang sudah mempunyai usaha bersama, bisa memanfaatkan program dana bantuan mulai dari Rp25 juta hingga Rp500 juta. Namun tentunya dana tidak begitu saja diberikan. Tim verifikasi yang bekerja secara independen, akan melakukan penilaian terlebih dahulu.

“Tim ini bekerja independen. Bupati sendiri tidak bisa mengintervensi. Merekalah yang akan menilai, mana kelompok usaha perempuan yang layak dan mana yang tidak. Jadi benar-benar diseleksi secara ketat. Tidak sembarangan yang menerima bantuan itu," katanya.

Melalui penilaian yang dilakukan oleh tim verifikasi, lanjut wanita yang mulai menjabat Bupati sejak tahun 2010 lalu ini, kelompok usaha fiktif pun bisa dicegah.

“Dananya masuk ke bank, ke rekening mereka, perusahaannya pun jelas. Nah, uang itu menjadi modal. Nanti, bisa dikembalikan lagi, misalnya setelah dua tahun," katanya.

Selama proses pelaksanaan program, tim verifikasi akan terus melakukan evaluasi terhadap perkembangan kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok usaha. Bila dianggap ada kemajuan, tak menutup kemungkinan modal bantuan akan ditambah untuk tahap selanjutnya. Misalnya, tahun ini diberi Rp25 juta, bila ada kemajuan, ditambah menjadi Rp50 juta pada tahun berikutnya.

Saat ini, sudah banyak kelompok usaha perempuan di Kukar yang sangat terbantu dan merasakan manfaat dari program RKR tersebut. Pada tahun pertama di 2011, ada 22 kelompok usaha perempuan di Kukar yang mendapatkan bantuan modal melalui RKR dengan total dana hibah yang digulirkan sebesar Rp25 miliar. Pada 2012, dana bantuan ditingkatkan lagi menjadi Rp35 miliar untuk 451 kelompok usaha perempuan.

“Sekarang ada 200 kelompok, dana bantuannya Rp16 miliar. Kenapa turun, karena setelah tim verifikasi menilai, banyak yang tak cocok atau tak layak," terang Rita.

Saat ini, sambung Rita, setidaknya ada sekitar 6.000 perempuan di Kukar yang telah merasakan manfaat program RKR. Hingga saat ini pula, tak ada kelompok usaha yang menyelewengkan dana bantuan tersebut.

"Produk mereka macam-macam. Ada yang bergerak di bidang perikanan, jasa, penjualan sembako dan lain-lain. Alhamdulillah, pengembalian dana tak ada yang macet. Ini bagi mereka adalah peluang. Bantuan ini tanpa bunga, tanpa jaminan. Tapi, mereka taat mengembalikan. Kan luar biasa. Bahkan ada yang mendapat bantuan hingga Rp500 juta karena peningkatan produksinya luar biasa,” katanya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Pertanian Bawa Bantaeng Raih IGA Award 2013


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler