Program Pertanian Bawa Bantaeng Raih IGA Award 2013

Selasa, 03 Desember 2013 – 21:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, meraih penghargaan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013, untuk kategori daya saing daerah.

Berdasar hasil penilaian tim ahli IGA dan tim teknis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), program pertanian berbasis desa mewujudkan The New Bantaeng yang diluncurkan Pemkab Bantaeng sejak tahun 2008 lalu, cukup berhasil.

BACA JUGA: 90,8 Persen Anggota DPR Kembali Jadi Caleg

Menurut Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, program tersebut ia luncurkan bermula saat terpilih menjadi Bupati tahun 2008 lalu. Saat itu, ia mengaku miris melihat kenyataan kehidupan perekonomian masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, hidup di bawah garis kemiskinan. Dimana tercatat Bantaeng masuk dalam daftar 199 kabupaten tertinggal di Indonesia.

Kondisi ini diperparah kenyataan karena hasil pertanian yang makin hari kian tidak menentu, membuat setiap tahun desa-desa semakin mulai sepi ditinggal masyarakat yang ingin mencari penghidupan di perkotaan.

BACA JUGA: Pendukung Program Transmigrasi Terima Trasmigrasi Award

“Saya sangat miris melihat masyarakat terus keluar dari desa. Belum lagi APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) hampir 72 persen habis untuk belanja pegawai,” katanya saat menerima penghargaan di gedung Kemendagri, Jakarta, Selasa (3/12).

Setelah melakukan serangkaian penelitian, Nurdin akhirnya mengetahui kalau ternyata permasalahan yang terjadi selama ini terjadi, masyarakat sulit memeroleh permodalan dan minimnya keterampilan petani dalam upaya meningkatkan taraf hidup.

BACA JUGA: Caleg Pengusaha Paling Berani Keluarkan Dana

“Jadi untuk mengatasi permasalahan tersebut, tahun 2008 Pemkab menyusun strategi inovasi di bidang pertanian dengan nama program pertanian berbasis desa yang dituangkan dalam rancangan pembangunan jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantaeng tahun 2008-2013,” katanya.

Akhirnya lahirlah program pertanian berbasis desa. Menurut Nurdin, salah satu kegiatan dari program tersebut yaitu membentuk lembaga keuangan desa yang secara kelembagaan disinergikan dengan badan usaha milik desa di 46 desa yang tersebar di 8 kecamatan. Program tersebut kemudian disesuaikan dengan potensi keunggulan produk masing-masing desa.

“BUMdes (Badan Usaha Milik Desa) dibentuk untuk mengakomodir kebutuhan akses pemodalan usaha pertanian maupun usaha lain yang mendukung kesejahteraan petani,” ujarnya.

Kini setelah berjalan lima tahun, hasil nyata mulai terlihat. Kehidupan perekonomian masyarakat Bantaeng menurut Nurdin, mulai terbantu.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Belum Pastikan Kapan Anas Ditahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler