Bursa Calon Ketum PSSI Masih Sepi

Rabu, 04 September 2019 – 00:03 WIB
ILUSTRASI. Logo PSSI. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro menilai perebutan kursi ketua umum PSSI yang sepi merupakan hal yang tidak sehat.

Menurut Indro, ada tiga faktor yang membuat persaingan menjadi ketum PSSI sepi.

BACA JUGA: Timnas Indonesia vs Malaysia: Apakah Pak Jokowi Datang ke GBK?

Pertama, para kandidat masih menunggu pengumuman kabinet baru oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2019.

“Banyak yang berharap jadi menteri. Bila ternyata tidak terpilih, baru mereka melirik kursi PSSI-1. Mohon maaf, jabatan Ketua Umum PSSI ini hanya untuk pelarian saja, apalagi memimpin PSSI itu tidak mudah,” jelasnya, Selasa (3/9).

BACA JUGA: PSSI Butuh Reformasi Total

BACA JUGA: Menunggu Sinyal dari Istana soal Ketua Umum PSSI

Dia meyakini Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir akan maju sebagai calon ketum PSSI jika tidak terpilih jadi menteri.

BACA JUGA: Berani Tanggung Risiko, Ketua KPSN Siap Laksanakan Inpres Nomor 3 Tahun 2019

“Begitu pun tokoh-tokoh lain,” tegasnya.

Kedua, kata Indro, pemberantasan match fixing atau pengaturan skor pertandingan membuat pihak yang awalnya berniat maju menjadi takut.

“Jadi, bukan karena ada kandidat yang kans atau visi misinya cukup kuat, melainkan karena kursi PSSI ini memang kurang seksi,” cetusnya.

Ketiga, Indro menengarai sepinya peminat kursi Ketum PSSI sengaja dikondisikan oleh pihak-pihak tertentu.

“Itu PR (pekerjaan rumah) kita. Biarlah waktu yang menjawab,” tegasnya.

Dia menilai sepinya peminat kursi ketum PSSI tidak sehat bagi masa depan persepakbolaan nasional.

“Sebab, kompetisinya tidak ketat, bahkan bisa terjadi calon tunggal melawan kotak kosong. Bila ini terjadi, kita tidak akan mendapatkan kandidat terbaik untuk memimpin PSSI empat tahun ke depan,” paparnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPSN Duga PSSI Berikan Informasi Keliru kepada FIFA


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler