Bursa Saham Indonesia Nomor Empat Tertinggi di Dunia

Rabu, 31 Desember 2014 – 03:20 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: dok.JPNN

JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menutup perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2014 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin. Bursa saham Indonesia mencetak pertumbuhan tertinggi ke empat di antara bursa saham unggulan Asia Pasifik dan dunia.
 
IHSG kemarin ditutup naik 48,574 poin (0,938 persen) ke level 5.226,947 dan indeks LQ45 naik 5,77 poin (0,65 persen) ke level 898,58. Pada saat yang sama nilai tukar Rupiah kemarin ada di level 12.436 per dolar Amerika Serikat (USD) dibandingkan 12.434 per USD pada penutupan sebelumnya (kurs tengah Bank Indonesia).

Investor asing sepanjang tahun ini mencatatkan pembelian bersih (foreign net buy) sebesar Rp 42,597 triliun dan masih sebagai sejarah tertinggi pembelian bersih yang dilakukan investor asing di bursa saham Indonesia.

BACA JUGA: Harga Beras, Cabai, dan Ayam Masih Tinggi

IHSG sendiri secara year to date alias sejak awal tahun sampai dengan ditutup kemarin mencatatkan kenaikan 22,29 persen. Dengan begitu maka bursa saham Indonesia ada di tempat keempat daftar bursa saham dengan pertumbuhan tertinggi di dunia di bawah bursa saham Tiongkok (49,61 persen), bursa saham India (29,29 persen), dan bursa saham Filipina (22,76 persen).

JK mengaku bersyukur dan mengapresiasi kinerja bursa saham Indonesia pada tahun ini. Hal ini menurutnya menjadi cerminan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia secara umum.

BACA JUGA: Batik Air Rencanakan Rute Palembang-Hongkong

"Kepercayaan masyarakat investor ke BEI sebagai bagian dari kepercayaan kepada ekonomi Indonesia," ucapnya.

Terlebih, kata JK, sepanjang tahun ini diwarnai berbagai situasi baik itu positif maupun negatif. Meski pria yang juga menjabat ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu menyadari bursa saham bergerak salah satunya berdasarkan harapan.

BACA JUGA: Hari Ini Puncak Tingkat Hunian Hotel di Jatim

"Artinya ada harapan lebih baik. Kami di pemerintahan tentu akan berupaya bekerja lebih baik. Insya Allah tahun depan lebih baik, lebih produktif dari tahun ini," ungkapnya.

Namun JK juga menyimpan harapan kepada insan pasar modal terutama emiten yang meraih pendanaan dari investor agar lebih giat investasi dan membuka lapangan kerja lebih luas lagi di dalam negeri.

"Kita lihat IHSG naik lebih dari 22 persen sedangkan pertumbuhan ekonomi kita naik 5,3 persen. Artinya indeks saham ini naik jauh lebih tinggi," kata dia.

Pertumbuhan IHSG dianalogikan JK sebagai pertumbuhan kemakmuran kaum pemilik modal. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi adalah rata-rata pertumbuhan kemakmuran masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk pasar rakyat.

"Pasar modal naik 22 persen, pasar rakyat seperti pasar Tanah Abang atau pasar Klewer yang baru terbakar itu tumbuh 5 persen. Artinya yang lebih menikmati pertumbuhan adalah kalangan pemilik modal. Nah ini, sebisa mungkin kita coba meratakan pertumbuhan agar juga bisa dinikmati semua kalangan," sindir JK.

Kuncinya, emiten sebagai perusahaan yang sahamnya menjadi penggerak IHSG lebih giat investasi dan membangun negeri. Pada akhirnya akan tercipta kesejahteraan lebih merata di masyarakat.

"Jangan simpan investasi di Singapura atau Hong Kong misalnya. Dengan membangun negara sendiri maka akan menumbuhkan harapan baru dan akhirnya indeks sahamnya juga naik lagi nanti. Kita harapkan terjadi harmoni kebaikan bangsa lebih baik lagi," pintanya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan di kawasan Asean, bursa saham Indonesia memang hanya kalah pertumbuhannya dari bursa saham Filipina.

Namun size (skala) bursa saham Filipina jauh lebih kecil dibandingkan bursa saham Indonesia. Namun di luar itu, kata dia, regulator bertekad untuk terus meningkatkan pasar modal Indonesia baik untuk kepentingan emiten maupun investor dan perekonomian Indonesia secara umum.

"Kita terus berupaya meningkatkan kedalaman pasar modal dan memperbanyak investor lokal. Kalau ini berhasil diwujudkan, tentu lebih baik untuk mendukung perekonomian Indonesia dan akhirnya bisa dimanfaatkan untuk membantu pembangunan seperti untuk infrastruktur atau lainnya," ulasnya.(gen)

Bursa saham Tiongkok: naik 49,61 persen
Bursa saham India; naik 29,29 persen
Bursa saham Filipina: naik 22,76 persen
Bursa saham Indonesia: naik 22,29 persen
Bursa saham Thailand; naik 15,24 persen
Bursa saham Amerika Serikat: naik 8,82 persen
Bursa saham Jepang: naik 7,12 persen
Bursa saham Singapura: naik 6,27 persen
Bursa saham Hong Kong: naik 0,84 persen
Bursa saham Australia: naik 0,73 persen
Bursa saham Inggris: turun 2,36 persen
Bursa saham Korea Selatan: turun 4,76 persen
Bursa saham Malaysia: turun 5,36 persen
Sumber: BEI

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Tarif Listrik jadi Kado Pahit Tahun Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler