BACA JUGA: Elpiji Langka, Wapres Minta Maaf
Analis pasar modal dan perbankan Mirza Adityaswara mengatakan, memang indeks saham ada kemungkinan untuk terkoreksi lebih dalam
BACA JUGA: Cabang ke-1000 Mandiri di Mangga Dua
Mirza mengatakan, bursa saham Indonesia sebenarnya menjanjikan banyak keuntungan dalam jangka panjang
BACA JUGA: Pemerintah Batalkan Ribuan Perda Pajak dan Retribusi
Padahal, dengan valuasi saham yang sudah murah, saat ini justru menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk masukMirza yang mantan direktur PT Credit Suisse Indonesia itu mengatakan, price earning ration saham terus menuju level yang rendah"Valuasi saham Indonesia turun seperti kondisi pada 2001-2002 lalu, yaitu sekitar 6 kali PER," ujar Mirza yang kini menjadi direktur PT Mandiri Sekuritas itu.
Dibandingkan dengan bursa kawasan, sambung dia, investasi di pasar modal Indonesia jauh lebih menarikPER di bursa Filipina, misalnya, masih 8,1 kali, Singapura 8,7 kali, dan Malaysia 9,5 kaliPER saham Indonesia hanya masih kalah dengan Thailand yang punya PER lebih rendahBerdasar prediksinya, PER saham di bursa tanah air akan mencapai 6,8 kali pada warsa depan
PER adalah rasio harga saham dibandingkan dengan prospek dan kondisi laba emiten untuk masing-masing sahamRumusnya sederhana, harga per saham dibagi dengan laba per sahamnya
Dengan asumsi itu, kata Mirza, mestinya investor lebih tertarik untuk masuk ke pasar modal tanah air"Sebab, peluang penguatan harga saham di kita (BEI, Red) masih sangat kuatJika tahun depan stabil dan pemerintah berhasil menanggulangi dampak krisis, peluang penguatan harga saham hanya tinggal menunggu waktu saja," terangnya
Direktur PT Schroder Investment Indonesia Michael Tjoajadi menambahkan, kondisi pasar modal akan segera membaik, dan kejatuhannya tidak akan separah saat krisis sedekade laluSebabnya, "Problem kita saat ini tidak sekompleks seperti 1998Lagipula, pertumbuhan ekonomi kita masih terjaga," ujarnya.
Hanya saja, saat ini memang masih bergantung pada keberanian investor untuk masuk lebih dalam mengoleksi sahamSejumlah faktor ketidakstabilan di beberapa negara tetangga, seperti India, Malaysia, dan Thailand, diharapkan bisa memacu investor asing untuk mengalihkan investasinya ke bursa saham Indonesia.(eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Defisit APBN 2009 Bisa Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi