TRIPOLI - Kendati 95 persen wilayah Libya telah dikuasai plus ada iming-iming hadiah uang USD 1,7 juta (sekitar Rp 14 miliar) untuk yang bisa menangkap Kadhafi hidup atau mati, tetap saja pemberontak hingga kemarin masih buta tentang lokasi si diktator tersebut bersembunyiUntuk itu, mereka meningkatkan gedoran ke wilayah-wilayah yang masih dikuasai loyalis sang diktator
BACA JUGA: Radiasi PLTN Fukushima 168 Kali Bom Hiroshima
Sebab, diduga Kadhafi bersama keluarga dan orang-orang dekatnya bersembunyi di tempat-tempat tersebut
BACA JUGA: Gempa Langka di Virginia Terasa hingga New York
Sebab, negara-negara tersebut hingga kini masih mengakui kepemimpinan sang kolonelSalah satu di antara wilayah yang digempur tersebut adalah Abu Saleem di pinggiran sebelah timur Tripoli
BACA JUGA: Kadhafi Masih Punya Scud dan Senjata Kimia
Khamis Kadhafi, salah seorang anak Kadhafi yang dipercaya memimpin sebuah brigade elite, diduga berada di area tersebutGempuran juga diarahkan ke Sabha, kota di tengah gurun di sebelah selatan TripoliDi kawasan itulah nenek moyang Kadhafi berasal dan dia mendapat dukungan luas dari suku-suku gurun pasir yang bercokol di tempat tersebutPemberontak juga mengincar Sirte, kota kelahiran mantan pemimpin berusia 69 tahun itu
Di tempat-tempat tersebut pasukan pemberontak menghadapi perlawanan kerasDi Abu Saleem, misalnya, sniper yang ditebar pasukan Kadhafi di atap-atap gedung menyulitkan pergerakan pemberontak.
Sedangkan laju pasukan pemberontak ke Sirte juga dihadang loyalis Kadhafi di Abu Jawad, kota yang terletak di antara Tripoli dan SirteDua kubu saling beradu tembakan roket
"Pasukan Kadhafi masih tetap melawan, kami terkejutKami awalnya menduga mereka akan menyerah seiring dengan jatuhnya Tripoli," kata Fawzi Bukatif, komandan militer pemberontak, kepada AFP.
NATO dan pasukan elite Inggris, SAS, juga turut memburu KadhafiNATO memberikan bantuan analisis intelijenSedangkan SAS bahkan menerjunkan personel langsung yang menyamar sebagai pejuang anti-Kadhafi bersenjata AK-47Namun, Liam Fox, menteri pertahanan Inggris yang pertama membocorkan keterlibatan SAS itu, belakangan menarik pernyataannya.
Ada banyak dugaan yang beredar mengenai keberadaan KadhafiSelain melarikan diri ke negara-negara tetangga yang bersahabat dengannya, sang kolonel dan orang-orang dekatnya bisa jadi masih bertahan di terowongan bawah tanah di Tripoli, yang diduga kuat tersambung hingga Sirte dan Sabha
Terowongan yang dibangun pada 1980 itu juga diperkirakan memiliki jalan keluar ke lautDari sana, Kadhafi bisa menaiki kapal selam dan menjelajah secara bebas ke berbagai sudut Afrika.
Yang jelas, tak kunjung tertangkapnya Kadhafi otomatis membuat konflik bersenjata Libya berkepanjanganDampaknya, krisis kemanusiaan kini mengancam negeri bekas jajahan Italia tersebut menyusul minimnya suplai listrik, air bersih, dan makananSejauh ini, sudah 450 orang tewas di Tripoli saja, sedangkan 2 ribu lebih lainnya terluka gara-gara konflik bersenjata kedua kubu
Karena itu, Dewan Transisi Nasional (NTC), organisasi yang memayungi kelompok pemberontak yang telah diakui lebih dari 30 negara di dunia sebagai pemegang kekuasaan sah di Libya, mulai bergerilya mencari bantuan sebesar USD 2,5 miliar (Rp 21,25 triliun)Kabar baik bagi mereka, sejumlah negara yang ditempati aset-aset milik keluarga dan kroni Kadhafi bersedia mencairkan aset tersebut
Salah satunya adalah ItaliaPerdana Menteri Silvio Berlusconi, seperti dikutip Washington Post, berjanji mencairkan aset sebesar USD 505 juta (Rp 4,3 triliun)Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox juga mengabarkan bahwa Afrika Selatan, yang dikenal dekat dengan Kadhafi, akan mencairkan aset senilai USD 500 juta (Rp 4,2 triliun)Begitu pula AS yang tinggal menunggu pengesahan di tingkat legislatif
Menurut Ketua Kabinet NTC Mahmoud Jibril, dana yang terkumpul nanti diprioritaskan untuk menanggulangi krisis kemanusiaan akibat perangJuga, membayar gaji para pegawai negeriSoal manfaat jangka panjang, dana itu bakal digunakan untuk memperbaiki fasilitas pertambangan minyak, income andalan negeri di tepi Laut Mediterania tersebut
Mengenai krisis kemanusiaan, Henry Gray, koordinator badan amal medis Medecins Sans Frontieres yang bergerak di Tripoli, mengingatkan, ada dua kebutuhan mendesak di Libya saat ini.
"Libya punya banyak tenaga medis terlatih, tetapi selama ini mereka terlalu bergantung kepada tenaga asingPadahal, kini tenaga medis asing sudah pulang semuaJadi, ada masalah besar pada perawatan medis dasar," kata Gray kepada BBC"Kebutuhan dasar lain adalah suplai peralatan ortopedis, juga obat-obatan untuk anestesi, antibiotik untuk korban tembakan, ledakan, dan sejenisnya," lanjut dia
Sementara itu, jatuhnya Bab Al Aziziya, kompleks kediaman Kadhafi, membuat banyak tentara pemberontak bernafsu menjelajah tempat seluas 2,4 kilometer persegi tersebutDi sana mereka menemukan taman fantasi mewah seindah Neverland seperti yang dulu dimiliki mendiang Michael Jackson
Taman tersebut dilengkapi hutan mini, taman bermain, dan kebun binatangDi tengah-tengah kompleks itu ada House of Resistance, kediaman resmi Kadhafi yang pernah hancur gara-gara serangan udara Amerika Serikat pada 1986.
Tak hanya melihat-lihat, banyak di antara mereka yang menjarah berbagai barang milik Kadhafi dan keluargaItulah yang membuat Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil sampai mengingatkan warga Libya agar menghentikan penjarahan"Bagaimanapun, barang-barang itu milik bangsa Libya, bukan pribadi-pribadi," ucap dia di jumpa pers kemarin
Kebanyakan barang yang dijarah adalah koleksi senjata, lukisan, dan karya seni lainBanyak pula tentara pemberontak yang memanfaatkan tur gratis itu untuk berpose dengan latar belakang properti mewah Kadhafi(c11/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pindah Pesawat ke Heli, Jatuh, Tewas
Redaktur : Tim Redaksi