Buruh Bekasi Curhat ke Kang Emil Soal UMSK Molor

Selasa, 22 Mei 2018 – 20:54 WIB
Ridwan Kamil. Foto istimewa for jpnn

jpnn.com, BEKASI - Buruh pabrik PT Dynaplast mengeluhkan mengenai Upah minimun sektoral kota (UMSK) yang keputusannya molor tahun ini.

"Kami minta kalau Pak Ridwan Kamil jadi Gubernur, supaya UMSK bisa diputuskan Januari. Agar tidak ada lagi rapelan," kata Muhaimin, Sekretaris SPSI Dynaplast kepada Ridwan Kamil yang berkunjung ke
produsen kemasan plastik di kawasan Jababeka itu, Selasa, (22/5).

BACA JUGA: RK Ajak Masyarakat Ambil Spirit Harkitnas Perangi Terorisme

Menurut dia, Pemerintah Provinsi selalu telat memutuskan UMSK. Padahal buruh menunggu keputusan tersebut segera. Seperti 2018, UMSK baru diputuskan Maret.

"Sehingga kekurangan upah Januari dan Februari dirapel. Ke depan buruh ingin gubernur bisa tetapkan UMSK di awal tahun, yakni Januari," kata Muhaimin

BACA JUGA: Warga Cimahi Curhat Minta Dicarikan Pekerjaan ke Kang Emil

Mendengar keluhan tersebut Ridwan Kamil menyatakan, persoalan UMSK akan jadi perhatian gubernur ke depan.

"Tidak akan dilama-lamakan, kalau menyangkut persoalan kesejahteraan buruh," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil dihadapan ratusan buruh PT Dynaplast.

BACA JUGA: Kang Emil Kunjungi KPBS Pangalengan

Untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, kata Kang Emil, tidak harus menaikkan upah, tapi bisa dengan menurunkan pengeluarannya. Caranya, pemerintah harus turun tangan.

Di Bandung, pada 2017, lanjut Kang Emil, tidak ada demo buruh. Karena Wali Kotanya mendengar aspirasi buruh. Ketika sepertiga upah buruh habis untuk transportasi, maka di Bandung, buruh difasilitasi bus gratis sehingga pengeluaran untuk transportasi bisa ditabung.

Untuk buruh yang rumahnya jauh dari pabrik, disediakan bus gratis.

Dia merinci, beban transportasi buruh meliputi beli kendaraan, bahan bakar minyak menyesuaikan tempat tinggal dengan tempat bekerja. Menurut dia, buruh saat ini tidak efesien karena jarak tempat kerja dengan tempat tinggal cukup jauh.

"Kerja di Kabupaten Bekasi, tinggalnya di Kota Bekasi," kata dia.

Selain membuat tidak efisien, jarak yang jauh juga membuat buruh stres. Sebab, perjalanan membutuhkan waktu tak sedikit, belum lagi ketika jalan yang dilintasi macet. Sehingga waktu santai bersama dengan keluarga cukup sedikit karena habis di jalan.

Karena itu, Kang Emil akan menggagas apartemen untuk buruh di sekitar tempatnya bekerja.

Program Rindu (Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum) untuk buruh adalah, meningkatkan kesejahteraan buruh dengan membangun perumahan, rusun atau apartemen bagi buruh yang lokasinya tidak jauh dari pabrik atau di lingkungan industri.

Membangun sekolah dekat lokasi pabrik untuk anak - anak buruh. Untuk warga lokal yang merasa tersaingi oleh pendatang karena sulit mendapat pekerjaan, juga harus dicarikan solusinya. Masalah warga lokal adalah tak mempunyai skill untuk bekerja di pabrik, maka Rindu, kata Kang Emil, akan meminta pabrik membuat training center untuk tingkatkan skill warga lokal.

"Mereka ditraining 3 bulan, setelah punya skill bisa dipekerjakan di pabrik tersebut," ujar Kang Emil.

Menurut Kang Emil, menaikkan UMR/UMK ada batasnya.

"Padahal kita bisa sejahtera, tanpa harus upah naik, tapi bisa dengan menurunkan pengeluaran, seperti yang dilakukan di Kota Bandung," kata Kang Emil.

Mendengar paparan itu, Muhaimin berharap Kang Emil bisa mewujudkan kesejahteraan buruh dengan menyediakan bus gratis, sembako murah, perumahan dan sekolah dekat pabrik hingga meningkatkan skill buruh.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukannya Peluk Istri Dulu, Kang Emil Malah Pilih AC


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler