Buruh Pelabuhan Teluk Bayur Bentrok

Rabu, 23 Juli 2014 – 01:19 WIB

jpnn.com - TELUK BAYUR - Lagi, buruh Pelabuhan Teluk Bayur berulah. Jika sebelumnya mogok kerja karena menuntut penyesuaian upah setara upah minimum provinsi (UMP), Selasa (22/7), dua kelompok buruh bongkar muat di Pelabuhan Teluk Bayur terlibat baku hantam.

Buruh yang tergabung dalam Koperasi Bongkar Muat (Koperbam) dan buruh anak Nagari Gaung, bentrok di terminal curah kering Teluk Bayur, Selasa (22/7) siang.  

BACA JUGA: Tiga Pelajar SMP Ditikam Begal

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres (Grup JPNN) di lokasi kejadian, tawuran dipicu perebutan lahan bongkar muat di pelabuhan curah kering di dekat Pasar Gaung.

Tidak terima lahan mereka diganggu, salah satu kelompok buruh mendatangi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur.

BACA JUGA: Hotspot Menurun, Tapi Belum Aman

Dalam pertemuan para buruh dengan Kepala KSOP Jonggung Sitorus, suasana berubah panas hingga terjadi aksi pemukulan terhadap kepala KSOP.

Melihat kejadian itu, aparat keamanan yang sudah standby di lokasi, langsung bertindak. Beberapa orang dibawa ke Mapolresta Padang untuk dimintai keterangan.

BACA JUGA: Amankan Pantura, Terjunkan 1 Peleton Sniper

Sedangkan Kepala KSOP Teluk Bayur, melaporkan tindakan kekerasan para buruh tersebut ke Mapolres.
 
Tokoh masyarakat dan Ketua Lembaga Pemasyarakatan (LPM) Gaung, Indra Dt Rajo Lelo yang ditemui di lokasi kejadian, mendesak perselisihan kedua kelompok buruh itu segera diselesaikan.

"Dalam waktu dekat, kami semua baik dari serikat koperasi Gaung, Koperbam, Adpel (KSOP) Teluk Bayur, Pelindo dan perusahaan PBM di Teluk Bayur serta masyarakat di Gaung dan Teluk Bayur akan mengadakan pertemuan guna menyelesaaikan persoalan bongkar muat di terminal curah kering," ujar Datuk Indra.

Ia juga meminta anggota bongkar muat Koperbam tetap bekerja, sehingga aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan.

Terkait ancaman mogok kerja buruh pelabuhan, Ketua Koperbam Teluk Bayur  Chandra didampingi sekretaris tidak ingin berkomentar. "No comment," kata Candra.

M Zen Saidan, pengguna jasa kepelabuhan, khawatir bentrokan itu mengganggu aktivitas bongkar muat kapal di dermaga/terminal back cargo.
"Untuk terminal ini, jelas kami membutuhkan tenaga buruh untuk bongkar muat barang di pelabuhan. Kami dapat kabar para buruh ini mau mogok kerja, bisa terganggu aktivitas bongkar muat," kata M Zen.

Kekhawatiran pria ini cukup beralasan. Sebab, setiap ada masalah bongkar muat di terminal curah kering dan terminal back cargo, selalu diiringi aksi "gantung sling" dari para buruh. "Ini sudah dua kali terjadi sejak sebulan belakangan. Bila buruh mogok, kami rugi besar," kata M Zen.

General Manager PT Pelindo II Teluk Bayur, Zulasman menyebutkan, persoalan pengelolaan bongkar muat di terminal curah kering di Gaung sudah ada kesepakatan oleh kedua pihak.

"KSOP Teluk Bayur sudah membuat surat pembagian kerja di kedua kelompok itu, yakni 1:1. Ini sudah diketahui Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Dishub Sumbar. Sayangnya, Koperbam tidak terima dengan skema KSOP itu, dan malah mengambil semua aktivitas bongkar muat di terminal curah tersebut," terang Zulasman.

Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Iwan Ariyandhi membenarkan korban pemukulan telah melaporkan kejadian tersebut dengan membawa beberapa saksi. Setelah membuat laporan, korban langsung divisum dan membuat berita acara perkara (BAP).

"Kasus masih dalam lidik. Untuk pengamanan, diturunkan tim Shabara dengan turut menurunkan satu Barakuda," katanya. (zil/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Keamanan Pemudik, Banyuwangi Turunkan Ratusan Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler