Busana Simbol Identitas Perancang

Minggu, 27 Juli 2014 – 20:46 WIB
ETNIK GLAMOR: Sejumlah koleksi rancangan busana Lia Afif dipertunjukkan di Atrium Tunjungan Plaza 3, Jumat malam (26/7). (Dimas Alif/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Dunia fashion kian banyak digemari remaja. Muncul nama-nama baru sebagai perancang busana muda di metropolis. Namun, masih sedikit yang mampu konsisten dengan gaya maupun ciri khas yang diusung di setiap rancangannya.

Para fashion designer senior yang mampu mempertahankan eksistensinya di dunia mode menganggap konsistensi pada gaya dan ciri khas itu sangat penting. Sebab, dua hal tersebut akan menjadi identitas seorang perancang.

BACA JUGA: Menjadi Orang Kuat dan Sanggup Memaafkan

Itu terlihat saat tiga perancang busana Surabaya –Alphiana Chandrajani, Elok Rege Napio, dan Lia Afif– menyelenggarakan fashion show bersama di atrium Tunjungan Plaza 3 Jumat malam (26/7). Mereka menunjukkan gaya dan ciri khas masing-masing di setiap rancangan busana muslim terbarunya. ’’Kami punya style sendiri,’’ ujar Alphiana.

Sepuluh koleksi busana muslim terbarunya saat itu tetap bergaya geometris. Yaitu, memanjang dan outfit. Seluruh busananya tersebut dibuat model abaya yang identik dengan perempuan muslim yang cantik nan anggun. Warna-warna yang digunakan pada koleksi bertema Lebaran kali ini lebih soft, seperti abu-abu muda, biru muda, dan baby pink.

BACA JUGA: Ini Tips Aman Belanja Online ala Julie Estelle

”Nuansa Lebaran disesuaikan dengan warna-warna lembut,’’ tambah dia. Bukan Tidak hanya itu, Alphiana juga menyiapkan busana Lebaran untuk malam dengan model kombinasi bolero dan long coat. Dia memasukkan unsur kerang yang sudah diolah maupun masih utuh dalam busana Lebaran tersebut. Selain itu, tambahan manik-manik dari tembaga membuat busana tersebut terlihat cantik dan bernuansa alam.

Alphiana mengaku, gaya etnik dan geometris merupakan ciri khas rancangan busananya. Hingga kini dia masih konsisten dengan memasukkan motif etnik dari sulam atau bordir acak. Misalnya, motif kawung dan parang. ’’Hampir di setiap rancangan saya ada sulam dengan teknik tertentu karena teksturnya bagus,’’ katanya.

BACA JUGA: Nostalgia dengan Gurihnya Soto

Bahkan, Alphiana bereksplorasi dengan tenun-tenun Nusantara. Misalnya, tenun sumba, sarung tenun, maupun troso. Bahan-bahan tersebut membuat si pemakai lebih berkelas dan memiliki nilai tersendiri.

Begitu juga perancang busana Lia Afif. Dia konsisten dengan permainan manik-manik bebatuan sebagai center point dalam busananya. Bahkan, agar lebih maksimal, Lia langsung hunting batu-batuan khas dari berbagai daerah hingga luar negeri, seperti Thailand dan Malaysia. ’’Saya memang suka merangkai manik-manik batu, bisa menjadi hiasan yang ditempel pada busana hingga perhiasan,’’ ujar Lia.

Busana rancangannya yang diperagakan sepuluh model tersebut juga sangat khas dengan permainan warna colorful. Misalnya, hijau pupus, biru,fuschia, dan hijau botol. Gaya warna ngejreng tersebut sangat sesuai dengan karakter Lia yang ceria. Karena itu, setiap busananya dibuat lebih berwarna. ’’Saya paling berani memadu-padankan warna-warna mencolok. Khususnya, warna hijau dan oranye,’’ katanya.

Lia juga masih setia dengan gaya etnik glamor dengan bahan-bahan tenun Nusantara hingga sekarang. Saat itu dia membuat model busana two-piecedengan model abaya berpadu long coat dan model tunik (celana dan atasan panjang).

Sementara itu, Elok Rege Napio masih konsisten dengan kebaya yang minim payet blink-blink dan banyak menggunakan payet doff susu. Susunan bordir maupun payet lebih modern. ’’Meski kebaya, susunan payet tidak terlalu adat banget,’’ kata dia.

Gaya khas tersebut juga diterapkan pada busana muslim glamor nan elegan seperti yang dipertunjukkan kemarin malam. Elok menggunakan brokat prada dengan kombinasi polos sifon sutra maupun beludru untuk bawahan. Meski tidak terlalu heboh, busana tersebut sangat freshdikenakan remaja hingga ibu-ibu muda. ’’Kali ini busana saya fokus pada satu ornamen dengan model one-piece,’’ tambahnya. (ayu/c6/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengemudi Jarak Jauh, Tubuh Harus Rileks Tiap Dua Jam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler