Bustanul Arifin Sebut Korporasi Petani Kopi Mampu Tingkatkan Kesejahteraan

Kamis, 16 Juni 2022 – 17:59 WIB
Ilustrasi. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong pembentukan korporasi petani kopi.. Foto : Irwansyah Putra/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong pembentukan korporasi petani kopi.

Hal itu dilakukan lantaran mampu meningkatkan produksi kopi sekaligus kesejahteraan petani.

BACA JUGA: Mantap, Kopi Asal Sumedang Dapat Tempat di Turki

Guru Besar Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Alam, Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu sentra provinsi penghasil kopi di Indonesia.

Menurut dia, kopi Jawa Barat memiliki ciri khas tersendiri yang biasa disebut Java Preanger.

BACA JUGA: Kementan Memulai Vaksinasi PMK secara Nasional, Tempat Pertama di Jatim

“Petani kopi Kabupaten Bandung membentuk suatu kelembagaan petani yang bertujuan meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani," kata Bustanul saat dihubungi, Rabu (15/6).

Lebih lanjut, Bustanul mengatakan Provinsi Jabar memiliki luas areal kopi hampir tersebar di seluruh kabupaten dengan luas 49,83 ribu ha dengan produksi 22,98 ribu ton dan produktivitas sebesar 786 kg/ha.

BACA JUGA: Kementan Beberkan Upaya Penanganan dan Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia

Kopi Perkebunan Rakyat (PR) Provinsi Jabar seluas 49,68 ribu ha dengan produksi sebesar 22,92 ribu ton dan produktivitas sebesar 786 kg/ha.

Adapun produksi kopin terdiri dari kopi robusta seluas 18,64 ribu ha dengan produksi sebesar 10,12 ribu ton dan produktivitas 835 kg/ha, serta kopi arabika seluas 31,04 ribu ha dengan produksi sebesar 12,8 ribu ton dan produktivitas 754 kg/ha.

Sebelumnya, kata dia, koperasi kopi di Bandung berdiri, tetapi untuk mendapatkan stok kopi masih diperoleh melalui distributor atau pedagang besar, sehingga nilai tambah produk kopi tidak bisa dinikmati langsung oleh petani.

Di sisi lain, perkebunan kopi di Kabupaten Bandung masih mengalami beberapa permasalahan.

Salah satunya adalah produktivitas yang belum maksimal.

Oleh karena itu, pengembangan korporasi petani kopi di Kabupaten Bandung dinilai sangat tepat sasaran.

Saat ini untuk meningkatkan produktivitas dan mutu dari kopi java preanger, pengembangan kawasan kopi disisi hilir terus dilakukan dengan penggunaan benih unggul kopi bersertifikat, budi daya kopi yang sesuai GAP dan GMP, serta ramah lingkungan.

“Melalui gerakan tanam kopi yang pernah digalakan pada awal 2022 di Kabupaten Bandung dulu oleh Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, diharapkan juga menjadi solusi jangka panjang untuk mendukung suplay bahan baku kopi sebagai bisnis korporasi petani,” katanya.

Tidak hanya itu, saat ini pengembangan areal kopi di Kabupaten Bandung ini juga berkolaborasi dengan Perhutani dengan penyediaan lahan melalui mekanisne LMDH.

Sehingga selain untuk tujuan pemenuhan rantai pasok kopi berkelanjutan juga bertujuan untuk konservasi dan meminimalkan deforestasi dan degradasi hutan.

“Ke depan Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan harus berperan aktif dalam membantu korporasi petani meningkatkan lagi nilai tambah dan daya saing produk kopinya,” tutup Bustanul. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Akan Tingkatkan Produksi Beras Organik Ramah Lingkungan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler