jpnn.com, BANJARMASIN - Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, pihaknya juga turut berpartisipasi dalam upaya mengatasi masalah stunting.
Caranya adalah melalui aneka program edukasi, riset dan kegiatan ilmiah bekerja sama dengan beragam pemangku kepentingan.
BACA JUGA: Danone Indonesia All Out Dukung Pemerintah Tekan Angka Stunting
Di antaranya adalah media, pakar gizi dan kesehatan, otoritas serta lembaga yang memiliki semangat yang sama dalam mengatasi stunting.
Dia menyampaikan hal itu ketika menjadi pembicara dalam seminar Hari Pers Nasional 2020 bertema 5W + 1H, Pemetaan Masalah dan Solusi Penanganan Stunting Guna Menyiapkan Generasi SDM Unggul Menuju Indonesia Emas di Banjarmasin, Sabtu (8/2).
BACA JUGA: Pemprov Jabar dan Danone Indonesia Bersinergi Cegah Stunting
Arif Menjelaskan, Danone di Indonesia melakukan kerja sama dengan beragam media untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman wartawan pada isu gizi dan kesehatan, termasuk stunting.
“Beberapa program yang dilakukan adalah Bincang Gizi, Bidik Nutrisi dan Jelajah Gizi yang melibatkan wartawan dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Arif.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kehidupan sehari pertama merupakan window of opportunity yang krusial untuk menciptakan generasi andal
“Kalau kita tidak mempersiapkan mulai dari awal kehamilan, kita tidak mampu menyiapkan manusia yang sempurna, kreatif dan siap berkompetisi di masa depan," ujarnya.
Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting balita di Indonesia menyentuh angka 14 persen pada 2024.
Sementara itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Bappenas menargetkan penurunan sebesar 20 persen.
Target penurunan stunting itu ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, untuk menurunkan prevalensi angka stunting ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semat.
Perlu ada kerja sama dengan lintas sektoral baik dari pemerintah pusat, daerah, industri, akademisi, hingga masyarakat agar program terlaksana secara konvergen, efektif dan terukur.
"Demi Indonesia yang lebih baik perlu kerja sama lintas sektoral untuk menurunkan stunting. Tak hanya pemerintah, tetapi juga perlu melibatkan lintas sektor," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Letjen Terawan Agus Putranto memaparkan, titik awal pembangunan komitmen peningkatan status gizi adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak sekolah.
“Sebab, itu merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, dan bayi," ujarnya. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil