jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekidkti) Patdono Suwignjo mengungkapkan, pemerintah tengah menggenjot pendirian perguruan tinggi (PT) vokasi. Pasalnya, dari 4.529 PT, didominasi PT akademis. Bahkan sampai saat ini Kemenristekdikti banyak menerima usulan pendirian PT akademis.
"Tahun lalu kami hanya menerima usulan pendirikan delapan politeknik. Ini jumlahnya sangat sedikit meski pemerintah sudah memberikan berbagai insentif," ungkap Patdono di sela-sela Forum Konsultasi Publik Layanan pada Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti, Selasa (28/8).
BACA JUGA: Baru 25 Perguruan Tinggi yang Mandiri dalam Riset
Idealnya, kata Patdono, dari 4.529 PT, antara akademis dan vokasi harus seimbang. Namun, melihat minimnya pengajuan Politeknik, diperkirakan butuh 250 tahun PT di Indonesia bisa berimbang.
"Kalau tiap tahun usulannya cuma delapan Politeknik nanti 250 tahun baru bisa capai angka 2000-an," ucapnya.
BACA JUGA: Aturan Baru terkait Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi
Salah satu kendala pendirian Politeknik, lanjutnya, anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Kemenristekdikti sudah menghitung, pendirian Politeknik dengan jumlah mahasiswa 2.000 hingga 2.500 butuh dana Rp 250 miliar hingga Rp 350 miliar.
Dengan jumlah sebesar itu, hanya industri skala besar yang bisa membangun. Sedangkan untuk perseorangan dirasa sulit.
BACA JUGA: Jangan Sampai Mahasiswa Terpapar Radikalisme
"Kalau mau sehat, PT harus punya minimal 2.000 mahasiswa. Jika tidak yayasan akan kesulitan membiayai operasional PT," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Nasir: Perguruan Tinggi Jangan jadi Biang Hoaks
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad