jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun depan mengalokasikan anggaran perbaikan ruang kelas rusak Rp 17 triliun. Jumlah itu meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun ini yang hanya Rp 9 triliun.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid mengungkapkan, saat ini ada 250 ribu ruang kelas yang rusak berat dan rusak total. Dengan kondisi ini, yang bisa diharapkan dengan peningkatan kualitas mutu. Apalagi masih ada sekolah tanpa buku.
BACA JUGA: Kemendikbud Bakal Perketat Proses Rekrutmen Guru
"Sekolah yang rusak banyak terutama sekolah inpres. Itu harus dibangun baru. Sedangkan yang ruang kelas rusak total itu ada 250-an ribu. Sementara dana yang kami siapkan hanya Rp 17 triliun untuk perbaikan ruang kelas rusak," kata Dirjen Hamid usai peluncuran program PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) di Kantor Kemendikbud, Jumat (28/9).
Dia menyebutkan, dana Rp 17 triliun itu hanya cukup memperbaiki 60 ribu sampai 80 ribuan ruang kelas rusak. Bila setiap tahunnya 80 ribuan, itu berarti butuh tiga tahun untuk memperbaiki ruang kelas baru.
BACA JUGA: Ebiet dan Glenn Fredly Raih Penghargaan Maestro Seni Tradisi
Itu sebabnya, peran pemda sangat dibutuhkan. Pemda harus proaktif menyiapkan dana perbaikan sekolah dan ruang kelas rusak di APBD-nya. Jangan hanya menunggu luncuran dana pusat.
"Neraca pendidikan masing-masing daerah kan kelihatan tuh. Banyak daerah yang tidak mengalokasikan dana pendidikan 20 persen di APBD. Kami dorong pemda untuk melaksanaan kewajibannya. Banyak sekolah rusak karena tidak diperbaiki pemda," tandasnya.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Kelas Rusak, Siswa Terpaksa Kerjakan Ujian di Teras
BACA ARTIKEL LAINNYA... Target Wajib Belajar 12 Tahun Lebih Mudah dengan Sistem Ini
Redaktur : Tim Redaksi