Buy Back SUN Tenangkan Investor

Selasa, 27 September 2011 – 07:32 WIB

JAKARTA - Langkah Bank Indonesia (BI) melakukan pembelian besar-besaran terhadap Surat Utang Negara (buy back) yang mencapai sekitar Rp 3,1 triliun dinilai sebagai langkah yang tepatSebab, pembelian itu bisa meredam kekhawatiran investor pasar modal

BACA JUGA: Bidik Kelas Menengah Indonesia



“Buy back SUN bisa jadi langkah yang tepat untuk menenangkan para investor pasar modal," kata anggota Komisi XI F-Hanura, Abdilla Fauzi Ahmad kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/9)


Menurut Fauzi, langkah cepat BI perlu mendapat apresiasi

BACA JUGA: Harga Tanah Naik, Binakarya Optimalkan Pluit

Apalagi nilai tukar rupiah sempat "terombang-ambing" menembus Rp 9000
Semestinya, kata Fauzi lagi, kebijakan BI juga harus diikuti dengan langkah lainnya yang sinergis

BACA JUGA: Proyek PTLU Jateng Dijamin Rp 30 Triliun

Dengan demikiangejolak krisis global bisa ditekan“Seharusnya, pemerintah lebih interaktif dalam menghadapi gejolak perekonomia di Eropa dan ASKita banyak belajar dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN-DPR) ini mengemukakan, cadangan devisa sebenarnya tidak harus terus menerus untuk intervensi rupiahIni karena jumlah cadangan devisa terbatas"Lebih dari itu, peruntukkannya banyakJadi, tidak hanya untuk menstabilkan rupiah saja," terangnya.

Ia menjelaskan, penggunaan cadangan devisa harus dimanfaatkan untuk pembelian barang-barang impor dan membayar cicilan utang luar negeri"Kita kan impor berasMalah garam saja impor kok," lanjutnya.

Menurut Fauzi, pembelian kembali SUN dan mewaspadai gerakan rupiah menjadi fokus penting yang menjadi prioritas Bank Indonesia“Buy back SUN ini tidak secara spesifik bisa meredam krisis globalNamun ada baiknya langkah ini dilakukanKarena dapat mengurangi beban hutang pemerintah yang saat ini memang lumayan besar, “katanya.

Menurut Fauzi, penguatan fundamental ekonomi adalah cara yang jitu mengantisipasi krisis globalKarena itulah pergerakan rupiah perlu terus dipantau“Saat ini kurs mata uang yang melemah bukan hanya rupiahRata rata negara di Asia juga mengalaminya,”jelasnya.

Yan g penting, kata mantan auditor BPK ini, pemerintah harus berani mengambil beberapa opsi lainnya“Oleh karena itu pemerintah harus segera menguatkan fundamental perekonomian agar kita bisa survive dari imbas resesnya perekonomian di Eropa dan Amerika,” tegasnya.

Berdasarkan data Kementrian Keuangan, pemerintah diketahui telah mengucurkan sekitar Rp8,8 triliun untuk menstabilkan posisi utangTotal utang, baik swasta dan pemerintah diperkirakan mencapai Rp1.700 triliun

Selama September 2011, dana asing pada perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder tercatat mengalami penurunan mencapai Rp10,37 triliunPada perdagangan SBN per 16 September tercatat asing menguasai sebesar Rp236,85 triliun atau turun Rp2,61 triliun dari hari sebelumnya sebesar Rp239,46 triliun(max)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asuransi Bidik Marine Cargo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler