Byar Pet, Gubernur jadi Sasaran

Sabtu, 20 Februari 2010 – 06:19 WIB

LHOKSEUMAWE-Selama ini, pihak PLN di wilayah Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara sering melakukan pemadaman listrik secara bergiliran, akibat devisit dayaTentunya, kondisi itu membuat masyarakat menjadi kecewa, karena listrik sering mati-hidup di setiap hari.  

“PLN harus bertanggung jawab dengan sering padamnya listrik pada setiap hari

BACA JUGA: Walhi Ragukan Manfaat Pertemuan GMEF

Begitu juga Gubernur Aceh
Jangan hanya pandai ngumbar janji kepada rakyat untuk membangun pembangkit listrik sendiri

BACA JUGA: Walhi: Pertemuan Strategis Harus Dimanfaatkan

tapi realiasinya tidak ada,” cetus Munir (30) warga Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, kepada Rakyat Aceh, kemarin.

Munir bersama beberapa warga lainnya, menyatakan, persoalan listrik sering padam bukanlah hal baru
Namun, kondisi itu sudah terjadi bertahun-tahun tanpa adanya penanganan yang serius dari Pemerintah Aceh pada khususnya

BACA JUGA: Dibentuk, Badan Registrasi Wilayah Adat

Apalagi, selama ini arus listrik dipasok dari Medan, Sumatera Utara, akibat Provinsi Aceh belum adanya pembangkit listrik sendiri. 

“Memang kita sering membaca berita di media tentang komentar Gubernur Aceh, akan berupaya untuk membangun pembangkit listrik dan bekerjasama dengan pihak luar negeriTapi nyatanya sampai saat ini belum ada suatu kejelasan, karena listrik di Aceh masih mati-hidup,” ungkap MunirSebut dia, Pemerintah Aceh bersama

Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Pusat serta PLN, harus ada suatu komitmen yang jelas untuk mengatasi masalah listrik sering padamPasalnya, jika terus mengandalkan pasokan listrik dari Sumatera Utara, maka provinsi Aceh, tidak akan maju dan jauh tertinggal dengan provinsi lain di Indonesia

“Kebutuhan listrik bagi rakyat Aceh pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, sangat penting sebagai alat peneranganKalau listrik sering padam segala kegiatan yang berhubungan dengan listrik akan terhambat,” ucapnya.     

Hal senada juga disampaikan Muhammad (45) warga Kecamatan Muara Dua, Kota LhokseumaweKata dia, selama listrik sering padam pada malam hari, maka aktifitas belajar anak-anak sekolah untuk melaksanakan pekerjaan rumah (PR) akan terkendala. 

“Mau tidak mau, anak-anak kami saat belajar harus menggunakan lampu teplok sebagai penerangan rumahMemang resiko memakai lampu teplok, sering terjadi kebakaran rumah jika lampu itu jatuh kelantai,” imbuhnya.

Lanjut Muhammad, Gubernur Aceh harus tegas mengambil kebijakan untuk membangun pembangkit listrik sendiri di Aceh, sehingga tidak dianggap hanya ngubar janji kepada rakyat Aceh, tanpa adanya realisasi. 

Sementara itu Manejer PLN Cabang Lhokseumawe, IrMuhammad Riza Affiandi, saat dikonfirmasi Rakyat Aceh, Jumat (19/2) mengatakan, selama ini terjadi pemadaman listrik karena devisit daya“Ya kita terpaksa melakukan pemadaman listrik secara bergeliran, apalagi kita masih menggunakan pasokan arus listrik dari Medan,”ujarnya, seraya menambahkan,  setiap hari terjadi devisit daya listrik mencapai 10 mega watt dan kondisi itu akan terus bertambah kekuranganya
 
“Kami meminta maaf kepada masyarakat sebagai pelanggan PLN, akibat sering padamnya arus listrik,  karena itu semua terjadi devisit listrik yang dipasok dari Sumatera Utara,” terang IrMuhammad Riza Affiandi(arm/msi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Sadar Ada Resiko Politik


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler