jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini, Senin (8/11) ditutup menguat signifikan 71 poin atau 0,5 persen.
Rupiah ternyata mendapatkan pengaruh positif dari penguatan mata uang negara-negara di Asia terhadap USD.
BACA JUGA: Ramalan Ekonom Terbukti, Tapering The Fed Diketok, Rupiah Ambyar
Nilai tukar mata uang Garuda sore ini bertengger di posisi Rp 14.260 per USD dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.331 per USD.
"Penguatan rupiah didukung oleh sentimen positif dari surplus neraca perdagangan China pada Oktober yang tertinggi selama pandemi," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra, di Jakarta, Senin.
BACA JUGA: Nah Loh! Rupiah Rontok Jelang Pengumuman Hasil Rapat The Fed
Menurut Ariston, ada relasi ekonomi yang erat antara China dan negara-negara di Asia Tenggara.
Oleh karena itu, ketika ekonomi China membaik, makan akan mendukung perekonomian di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Waspada! Rupiah Hari Ini Berpotensi Digoyang Isu The Fed
Selain itu, Ariston menyebut, yield obligasi pemerintah AS yang mulai terkoreksi. Hal itu menguntungkan posisi rupiah.
"Yield tenor 10 tahun sudah di bawah 1,5 persen sehingga ini membantu penguatan nilai tukar regional terhadap USD termasuk rupiah," ujar Ariston.
Rupiah pun ditopang oleh faktor dalam negeri, di mana jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (7/11) kemarin mencapai 444 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,25 juta kasus.
Kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 11 kasus sehingga totalnya mencapai 143.545 kasus.
Jumlah kasus sembuh 587 kasus sehingga total mencapai 4,09 juta jiwa dan kasus aktif menjadi 10.825 kasus.
Jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 125,11 juta orang dan vaksin dosis kedua 78,99 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp 14.328 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp 14.257 per USD hingga Rp 14.329 per USD, sepanjang hari ini. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia