BYTe Tinggalkan Ide Cemerlang Buat Sembulang Batam

Jumat, 09 November 2018 – 21:18 WIB
Bootcamp for Young Technopreneur. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, BATAM - Sociopreneur Indonesia didukung oleh Elexmedia Komputindo mengadakan Bootcamp for Young Technopreneur (BYTe) sebagai puncak dari rangkaian acara Empathy Project 2018 di Desa Sembulang, Batam akhir pekan lalu.

BYTe melibatkan multi stakeholder seperti kelurahan Sembulang, tiga UMKM kuliner di Desa Sembulang, warga Desa Sembulang, dan 30 peserta BYTe dari seluruh Indonesia. Tema yang diusung pada BYTe kali ini adalah Sustainable Tourism.

BACA JUGA: Sociopreneur Indonesia Gelar Three-S di UIB

Tema ini diangkat berdasarkan kondisi dan potensi dari Desa Sembulang yang sudah siap untuk menjadi desa wisata.

Pemilihan peserta BYTe pun juga sudah melalui beberapa tahapan seperti submission online yang dilaksanakan dari tanggal 5 September hingga 5 Oktober 2018. Submission online ini berhasil mengumpulkan lebih dari 300 aplikasi dari siswa SMA/MA sederajat, mahasiswa/i dan sarjana (S1).

BACA JUGA: Keren! Sembulang Batam Punya Micro Library

Selanjutnya, aplikasi tersebut diseleksi hingga menjadi 30 aplikasi terpilih yang berhak mendapatkan beasiswa bootcamp selama empat hari tiga malam di Desa Sembulang, Batam.

Ke-30 peserta terpilih tersebut mendapatkan bootcamp dengan metode intensive experiential learning yang melibatkan mereka langsung dengan kondisi real di lapangan. Selama berada di Desa Sembulang, peserta terpilih menginap di rumah warga dan langsung mengobservasi permasalahan apa yang dirasakan oleh warga dan mencari solusi sesuai dengan tema yang diusung.

BACA JUGA: AHAI dan BCreator Beri Energi Positif di Sembulang Batam

Di hari pertama, terdapat sesi “Aku dan Lingkunganku” yang mengajak peserta untuk mengobservasi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Dilanjutkan dengan sesi “Lingkungan Idealku” yang dipandu oleh direktur eksekutif Sociopreneur Indonesia, Dessy Aliandrina, sebagai pemateri dengan membawakan “Design Thinking and Design Ethnography”.

Di hari kedua peserta dipandu oleh direktur manajemen Sociopreneur Indonesia, Heru Wijayanto, dalam sesi “Mari Bekerja”. Pada sesi ini peserta dengan kelompoknya masing-masing dibagi untuk mengunjungi beberapa UMKM kuliner yang ada di Desa Sembulang.

UMKM pada BYTe kali ini yaitu UMKM Putu Piring, UMKM Otak-Otak, dan UMKM Bolu Cermai Setelah turun langsung untuk terlibat dalam proses produksi kuliner di UMKM (experiential learning) dan melihat realita yang terdapat di sana, peserta kembali dipandu oleh Heru melalui sesi “Formulasi Ide” untuk mengidentifikasi masalah dan langsung mengembangkan ide yang mereka miliki untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Sesi tersebut juga diisi oleh Dessy dengan mengajarkan metode brain writing dan mind map. Selanjutnya, ide yang sudah dihasilkan harus dipresentasikan menggunakan prototipe sederhana yang mampu memberikan gambaran jelas atas ide inovasi dari masing-masing kelompok.

Untuk itu, sebelum peserta melakukan presentasi, terdapat sesi protoshopping dan prototyping dengan menggunakan bahan-bahan yang mereka temui di sekeliling mereka. Di hari terakhir, peserta dengan kelompoknya mempresentasikan ide inovasi mereka menggunakan prototipe yang sudah dibuat di hadapan kelompok lain dan dinilai oleh para juri, Dessy Aliandrina dan Heru Wijayanto dari Sociopreneur Indonesia, dan Rizal Lesmana selaku Lurah Sembulang.

“Saya sangat senang dengan kehadiran 30 peserta BYTe ini karena melalui BYTe mereka mampu melihat langsung bagaimana kondisi di Desa Sembulang ini dan memberikan ide-ide kontribusi yang cemerlang. Sekiranya ide-ide ini dapat kami terapkan ke depannya. Harapan saya agar BYTe dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan desa wisata yang sudah kami niatkan ini,” ujar Rizal Lesmana.

Sementara itu, menurut Sofina Fachlan, salah satu peserta terpilih, ia mendapatkan banyak hal baru yang tidak ia dapatkan di kampus.

“Hal yang paling menyenangkan adalah bagaimana mengubah perspektif pikiran yang selama ini salah. Seperti mengidentifikasi masalah sampai menemukan solusi untuk “user” dan ilmu ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar gadis asal Bandung ini. (adk/jpnn)

 


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler