Cabai Rawit Ungkit Inflasi Kabupaten Jember

Senin, 01 Maret 2021 – 21:35 WIB
Cabai rawit merah di salah satu pasar. Foto: Dean Pahrevi/JPNN.com

jpnn.com, JEMBER - Kenaikan harga cabai rawit memicu laju inflasi di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutedjo memaparkan, pada Februari 2021 inflasi terjadi sebesar 0,12 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,88 persen.

BACA JUGA: BPS: Waspadai Potensi Gagal Panen Padi 2021

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah cabai rawit, daging ayam ras, bayam, cabai merah, dan sawi hijau," kata dia dalam konferensi pers secara daring di Kantor BPS, di Jember, Senin (1/3).

Menurut dia, komoditas cabai rawit menyumbang inflasi terbesar pada laju inflasi Februari di Kabupaten Jember, karena kenaikan harga yang cukup signifikan di pasaran.

BACA JUGA: Waduh! BPS Catat Kunjungan Wisman ke Bali Turun 93 Persen

Harga cabai rawit di beberapa pasar tradisional di Jember masih tinggi yakni berkisar Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram pada Februari 2021.

Bahkan harga komoditas bahan baku sambal itu memasuki awal Maret 2021 terus meningkat menjadi Rp85 ribu per kilogram.

BACA JUGA: BPS: Akibat Pandemi Penduduk Miskin di DKI Jakarta Jadi 496.840 Jiwa

"Cabai rawit memberikan sumbangan inflasi 0,1059 persen; kemudian komoditas daging ayam ras memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0645 persen," tutur dia.

Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi yakni bawang merah, emas perhiasan, tomat, pisang, dan kacang panjang karena mengalami penurunan harga selama Februari 2021.

Sebelas kelompok pengeluaran, lanjut dia, empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan empat kelompok pengeluaran stabil.

"Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,51 persen, dan kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok transportasi sebesar 0,02 persen," papar Arif.

Pada kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,77 persen, dan kelompok yang mengalami deflasi terendah adalah kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen.

Di delapan kota IHK di Jawa Timur, tercatat tujuh kota mengalami inflasi dan satu mengalami deflasi.

Tujuh kota yang mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,29 persen. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Jember sebesar 0,12 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,09 persen, Kota Madiun sebesar 0,08 persen, Kota Kediri sebesar 0,07 persen.

Inflasi pada Kota Probolinggo sebesar 0,05 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,02 persen, sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Kota Malang sebesar 0,01 persen, sedangkan Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,32 persen. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler