jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan belum ada kasus cacar monyet atau monkey pox yang terdeteksi di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers mengenai perkembangan kasus cacar monyet di Indonesia.
BACA JUGA: Jepang Laporkan Kasus Cacar Monyet Pertama
Syahril mengatakan saat ini Kemenkes telah mencatat sembilan kasus suspek cacar monyet.
"Ternyata mereka dikeluarkan dari ini (daftar suspek, red), dan setelah di-whole genome sequencing hasilnya negatif tidak ditemukan cacar monyet," kata Syahril, Rabu (27/7).
BACA JUGA: Cacar Monyet Sudah Menyebar di 75 Negara, Mbak Puan: Tingkatkan Kewaspadaan
Dia menjelaskan cacar monyet memiliki dua periode inkubasi yang diawali dengan masa invasi pada hari pertama hingga kelima.
Pada masa invasi, gejala yang kerap ditimbulkan ialah demam tinggi diikuti sefalgia berat (nyeri kepala), limfadenopati, myalgia (nyeri otot), dan astenia (kekurangan energi).
BACA JUGA: Puan: Masifkan Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat Soal Cacar Monyet
"Pertama demam tinggi, biasanya di atas 38 derajat, sakit kepala yang berat, kemudian ada limfadenopati yaitu benjolan di leher, ketiak, atau pun di selangkangan," tutur Syahril.
Periode kedua adalah masa erupsi yang terjadi pada satu atau tiga hari setelah masa invasi yang umumnya menunjukan gejala lesi atau ruam pada bagian tubuh tertentu.
"Paling banyak 95 persen di wajah, 75 persen di kaki, mukosa, kemudian di alat kelamin 30 persen," ujar Syahril.
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat yang mengalami gejala demam dan ruam-ruam untuk memeriksakan diri fasilitas pelayanan kesehatan.
Dia juga meminta masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan perilaku hidup yang bersih dan sehat. (mcr9/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Penyakit Cacar Monyet, Legislator Ini Soroti Langkah PreventifÂ
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dea Hardianingsih