jpnn.com, JAKARTA - Rupiah hari ini ditutup menguat 36 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 14.217 per USD dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.253 per USD.
Assuaibi Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut naiknya kurs rupiah dipicu laporan Bank Indonesia (BI) soal posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2021.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Sulit Banget Menanjak, Ternyata Begini Ganjalannya
Pasalnya, cadangan devisa melejit, hingga USD 146,9 miliar.
Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2021 sebesar USD 144,8 miliar dan lebih tinggi dari USD 137,3 miliar pada Juli 2021.
BACA JUGA: Penggelapan Pajak Rugikan Negara Triliunan Rupiah, Pandora Paper Jangan Sampai Lolos
Di sisi lain Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi menyetujui Rancangan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (RUU HPP) menjadi UU.
"Dengan begitu, segala aturan yang berada di dalamnya bisa dijalankan mulai tahun depan," kata Ibrahim.
BACA JUGA: Investor Wait and See, Rupiah Hari Ini Ditutup Stagnan
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra juga mengatakan rupiah menanjak karena pengaruh jelang rilis laporan ketenagakerjaan non pertanian (non farm payrolls) AS pada akhir pekan ini.
"Rupiah menguat karena sentimen pasar terhadap aset berisiko membaik," kata di Jakarta, Kamis (7/10).
Ariston juga membeberkan faktor lain yang menunjang naiknya rupiah hari ini.
"Naiknya harga komoditas masih menjadi pendorong utama surplus neraca perdagangan Indonesia yang makin membaik.
Kendati demikian, ekspektasi tapering AS masih mengintai dan membayangi pergerakan rupiah.
"Kemarin data tenaga kerja AS dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Hal itu bisa menguatkan ekspektasi tapering pada November," kata dia.
Menurut Ariston, spekulasi pengetatan lebih awal The Fed diperkuat oleh laporan ADP yang optimistis bahwa pengusaha sektor swasta di AS menambahkan 568 ribu pekerjaan pada September. (mcr10/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia