Cadangan Devisa Tertinggi Setahun Terakhir

Kamis, 08 Mei 2014 – 09:22 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan cadangan devisa yang sangat signifikan. Pada periode April, otoritas moneter membukukan cadangan devisa sebesar USD 105,6 miliar atau meningkat 2,92 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 102,6 miliar. Pertumbuhan cadangan devisa tersebut bahkan tertinggi dalam setahun terakhir.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, peningkatan pundi-pundi valas tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa hasil ekspor (DHE) migas pemerintah.

BACA JUGA: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,7 - 5,8 Persen

Sebagaimana diketahui, BI telah mendorong penempatan DHE di bank-bank di dalam negeri. Kebijakan ini memiliki tujuan agar mempermudah pencatatan arus dana hasil migas sebelum dikirim ke luar negeri.

"Posisi cadangan devisa akhir April tersebut dapat membiayai 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka itu berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," katanya kemarin (7/5).

BACA JUGA: SMI Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Tirta menilai, kenaikan cadangan devisa tersebut berdampak positif terhadap upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Hendar mengatakan, bank sentral masih optimistis terhadap fundamental ekonomi tanah air. Menurutnya, pengetatan moneter yang konsisten justru mendorong masuk aliran dana asing ke berbagai instrumen investasi di dalam negeri.

BACA JUGA: 2013, Pendapatan Global Teleshop Capai Rp 3,89 Triliun

Hendar memaparkan, jumlah dana asing yang masuk sampai dengan akhir April 2014 sudah melebihi total dana asing tahun lalu. Dari inflow tersebut mayoritas masuk ke surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Porsi kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) saat ini mencapai 33 persen.

"Return kita masih menarik untuk asing masuk," ungkapnya.

Dengan besarnya aliran dana asing, kondisi fundamental rupiah terus membaik. Sehingga biaya operasi moneter pun juga semakin rendah.

"Operasi moneter itu untuk menjaga smoothness nilai tukar. Melihat rupiah yang pergerakannya semakin stabil, artinya intensitas operasi moneter berkurang," terangnya.

Kurs tengah BI kemarin mencatat rupiah melemah 16 poin ke posisi Rp 11.527 per USD dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah acuan 10 tahun berada di level 8,14 persen.

Dengan demikian, menurut Hendar, pundi-pundi valuta asing (valas) tanah air per periode April dinilai lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya.

"Sekarang ini pembayaran utang obligasi pemerintah yang jatuh tempo lebih kecil dibandingkan bulan lalu. Selain itu capital inflow juga besar. Karena itu cadangan devisa bisa di atas USD 102,6 miliar," terangnya. (gal/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Potensi, Natuna dan Anambas Perlu Dilengkapi Kantor Imigrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler