CAFTA Tak Perlu Ditakuti

Kamis, 18 Maret 2010 – 19:39 WIB

JAKARTA—  Managing Director Chief Asia Pacific Economist, Johanna Chua, mengatakan bahwa kekhawatiran mengenai dampak Asean China Free Tradee Agrement (ACFTA) di Indonesia terlalu berlebihanJustru ACFTA dinilai bisa meningkatkan perekonomian ekspor Indonesia.‘’Meski ekspor China banyak, namun berita di Indonesia tentang kekhawatiran ACFTA saya nilai terlalu berlebihan

BACA JUGA: Minyak Tanah Hanya untuk 15 Tahun Lagi

ACFTA itu ditandatangani sejak 2002 dan untuk saat ini tidak akan banyak mempengaruhi terhadap produksi dalam negeri Indonesia,’’ ujar Johanna saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Citi Indonesia Economic and political Outlook, Kamis (18/3) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Komposisi ACFTA kata Johanna telah melihat berbagai dampaknya
Meski diakui akan berpengaruh pada beberapa item industri dalam negeri, namun Johanna menjamin dengan adanya kesepakatan politik kebijakan antar negara ACFTA, dampak tersebut tidak akan krusial mengganggu perekonomian secara makro dan mikro.
‘’Ada banyak peluang justru setelah adanya ACFTA

BACA JUGA: Menkeu Mengaku Kekurangan Waktu Urus Negara

Hanya tinggal bagaimana bisa melakukan pengawasan saja
Pasar Asia saat ini cukup mengejutkan saat Eropa melemah

BACA JUGA: Ekonomi Gawat, Menkeu Harus Nekat

Untuk Asia, peningkatan ekspor memang didorong oleh Cina tapi pertumbuhan ekonomi justru tetap baikDengan stimulus yang besar di Cina, Indonesia banyak ekspor ke Cina dibanding dari Philipina ke Cina,’’ kata Johanna yang salah satu tugasnya adalah bertanggungjawab mengawasi seluruh pengajian ekonomi yang meliputi wilayah Asia Pasific (kecuali Jepang) dalam bidang pasar ekuitas, efek dan surat utang.

Pemberlakuan ACFTA kata Johanna akan memiliki dampak jangka panjangYakni Indonesia dapat terus meningkatkan pengembangan industri dan konsumsinyaDengan adanya stimulus juga akan berdampak pada pengurangan pengangguran dan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi.’’Selama ini pemerintah Indonesia stabil dan tidak kolaps mendadakJustru di Indonesia ada peningkatan produksi tapi pinjaman Bank menurun yang menunjukkan bahwa terjadi ekonomi yang dinamis,’’ katanya.

Johanna pun mengatakan bahwa Indonesia beruntung karena momentum pemberian stimulus dari pemerintah, berjalan dengan sangat tenangSektor industri pun dinilai bisa berproduksi dengan maksimal dibantu kebijakan pemerintah yang positif.’’Tahun 2010 saya yakin akan ada pemulihan investasiBeberapa indikatornya, banyak kredit Bank yang diberikan dan banyak ekspansi baru,’’ katanya.
Optimisme menyambut ACFTA juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Muhammad Chatib BasriACFTA katanya justru menjadi gerbang terbuka bagi Indonesia meningkatkan ekpansi ekspornya.

‘’Kita jangan lupa, bahwa Cina merupakan negara terbesar yang menjadi tujuan ekspor kitaTahun lalu saja terjadi peningkatan ekspor 14 persen ke CinaSangat penting bagi kita mendapatkan Cina dalam kesepakatan iniMemang secara harga, Cina tidak bisa dilawan namun ini bisa meningkatkan kompetitif dari segi kualitasKita tidak perlu terlalu berlebihan khawatir,’’ kata ChatibChatib pun menilai bahwa kekhawatiran mengenai gencarnya masuk barang China dinilai sudah sangat terlambat untuk disadari.’’Kalau takut soal barang illegal, itu sudah sejak 10 tahun yang lalu Indonesia menjadi gerbang penerima barang bajakanJadi khawatirnya jangan sekarangKarena kalaupun impor kita meningkat namun pada dasarnya barang tetap sama,’’ katanya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Semen Padang Diminta Tetap Jaga Eksistensi


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler