BACA JUGA: Ekonomi Gawat, Menkeu Harus Nekat
Namun, dia mengaku menahan tekanan politik yang sangat besar."2010 menjadi tahun yang paling menekan secara politik
BACA JUGA: Semen Padang Diminta Tetap Jaga Eksistensi
Politik di mana-mana sebenarnya sama, tapi politik di kita sulit untuk menerima persaingan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (18/3).Seminar Citi Indonesia Economic and Political Outlook juga menghadirkan pembicara M Chatib Basri, Direktur LPEM-FEUI, Eep Saefulloh Fatah sebagai CEO PollMark Indonesia dan Johanna Chua, Ekonomi ternama Asia
Saat negara dihadapkan pada tantangan krisis, kata Sri Mulyani, pemerintah secara ekonomi kadang harus membuat kebijakan
BACA JUGA: TDL Naik, Harga Perumahan Tetap
Namun kebijakan yang diambil dipastikan tidak menekan kepentingan publik yakni masyarakat."Saat krisis 2008, saya sudah melihat badai hitam akan ada krisisSaat itu langsung diskusi dengan Bapak Boediono waktu masih menjabat Menko dan Bapak SBYBI pun langsung bersikap hati-hatiMenghadapi krisis tidak segampang yang dibicarakanAda policy disini yang menjamin kestabilan ekonomi," jelas Sri.
Dalam kesempatan tersebut, Sri pun seolah "menitipkan pesan" untuk mempertanyakan masih layakkan posisinya sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, setelah semua langkah yang dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia menghidari krisis.
Hal tersebut disampaikan Sri saat mencontohkan mengenai posisi mata uang duniaDikatakannya bahwa ada dua mata uang terbaik di dunia yaitu Dollar dan Renmimbi (RMB Cina)Keduanya kata Sri saat ini terus mencari posisi yang kuat untuk menyeimbangkan kekuatan ekonomi duniaSementara posisi rupiah yang terus menguat, menguntungkan bagi yang menyimpan rupiah.
"Tapi perlu juga ditanyakan sama pak Eep Syaifulloh yang pengamat politik, apakah Sri Mulyani masih ada atau tidak (sebagai Menkeu)," kata Sri Mulyani yang disambut riuh hadirin.
Sri Mulyani pun mengatakan, bahwa untuk mengurus perekonomian negara ini, pemerintah selalu serasa kekurangan waktu."Bagi saya sendiri, rasanya kalau bisa sehari itu 35 jam atau seminggu itu jangan 7 hariKarena banyaknya yang harus kita lakukan dan kerjakan untuk menjaga kestabilan ekonomi negaraBanyak yang harus dikerjakan tapi kita selalu kekurangan waktu," kata Sri Mulyani.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Pilot Garuda Pulang Kandang
Redaktur : Tim Redaksi