Cak Imin Ungkap Kesamaan Gus Yahya dan Gus Dur

Minggu, 19 Desember 2021 – 21:20 WIB
KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat peluncuran buku 'Menghidupkan Gus Dur di Jakarta, Minggu (19/12). Foto: dokomentasi panitia peluncuran buku.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengungkap kesamaan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dengan mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Ketum parpol yang beken disapa Cak Imin itu menyebut Gus Yahya satu dari sekian banyak murid Gus Dur yang bisa memahami dan menyelami pikiran-pikiran Presiden Keempat RI itu.

BACA JUGA: Profesor Zainul: Konsep Perdamaian Model NU yang Ditawarkan Gus Yahya Sudah Tepat

Hal itu menurut Cak Imin bukan hanya karena Gus Yahya kerap diajak berdiskusi oleh Gus Dur, tetapi lantaran keduanya memiliki kesamaan.

"Gus Dur dan Gus Yahya ini sama-sama punya rasa percaya diri yang tinggi dan keberanian," kata Cak Imin saat peluncuran buku karya AS Laksana berjudul 'Menghidupkan Gus Dur: Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf', di Jakarta, Minggu (19/12).

Cak Imin lantas memberikan contoh, saat Gus Dur mengeluarkan Dekrit Presiden, hanya Gus Yahya yang berani membacakannya.

BACA JUGA: Gempa dan Tsunami Setinggi 29 Meter Mengancam Selatan Jatim, Khofifah: Antisipasi Skenario Terburuk

Putri Gus Dur, Yenny Wahid menyebut Gus Yahya mendampingi ayahnya pada periode sangat penting dalam kehidupan Gus Dur, penuh historis, dan penuh momentum.

"Saya rasa itu privilege yang luar biasa. Saya berterima kasih kepada Gus Yahya, dengan kesibukannya beliau meluangkan waktu menceritakan kehidupan Gus Dur," ucap Yenny.

BACA JUGA: Heboh Penemuan Benda Mirip Tank Tempur di Laut Natuna, Pemiliknya Ternyata

Semenyata itu, Gus Yahya menyatakan idealisme, visinya, dan cita-cita Gus Dur masih relevan hingga sekarang.

"Saya yakin secara sosiologis akan relevan hingga tahun-tahun ke depan. Gus Dur-nya memang sudah tidak ada, tetapi kita masih membutuhkan kegusduran," ujar Khatib Aam PBNU itu.

Melalui buku tersebut, Gus Yahya bercerita tentang awal perkenalannya dengan mantan ketua Tanfidziyah NU itu hingga didapuk menjadi juru bicara Gus Dur selaku Presiden ke-4 RI.

Pada masa itu, Gus Yahya kerap menemani Gus Dur bertemu dengan tokoh berbagai negara bahkan pemimpin dunia.

"Gus Dur memiliki rasa humor yang luar biasa, yang memang dia asah sejak kanak-kanak, sehingga dia bisa menggunakan secara spontan dalam situasi apa pun dan ketika bertemu siapa pun," ungkap Yahya.

BACA JUGA: Kolonel Faisol Izuddin Karimi Sudah Tiba di Lokasi Muktamar NU

AS Laksana sendiri mengaku senang saat diberikan kesempatan untuk menulis buku Menghidupkan Gus Dur. Apalagi, dia juga penggemar sosok Gus Dur.

"Ketika kami mengobrol, saya memang pengin menulis, saya lama tidak bertemu dengan Gus Yahya, ketemu lagi pas Gus Dur meninggal," ujarnya.

Setelah itu, Laksana memutuskan untuk membuat memoar tentang Gus Dur, sedangkan Gus Yahya memberi judul buku tersebut.

BACA JUGA: Aqil Irham: Calon Kuat, Gus Yahya Paling Pas Pimpin PBNU

"Gus Yahya memberikan judul Menghidupkan Kembali Gus Dur. Ini menurut saya menarik," ucapnya. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler