Cak Samsul Sebut UMKM Tanah Air Terlalu Banyak Bermain di Level Bawah

Rabu, 08 Juli 2020 – 23:04 WIB
Chief Economist BNI Ryan Kiryanto. Foto: tangkapan layar webinar/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Founder Fokus UMKM dan CEO Lunas Cak Samsul Hadi mengatakan dari jutaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang ada, 99 persennya adalah bisnis mikro dan ultramikro.

“Sehingga kurva UMKM kita kurang sehat. Terlalu banyak yang ada di level dasar,” kata Cak Samsul dalam Webinar "Satukan Negeri, Majukan UMKM" yang digagas JPNN.com, Genpi.co dan BNI, Rabu (8/7).

BACA JUGA: Takut Dihukum Mati, Istri dan Otak Pembunuhan Hakim Jamaluddin Ajukan Banding

Menurutnya, ini pula yang membuat kontribusi UMKM menjadi belum optimal. Samsul mengatakan, sebenarnya kontribusi UMKM terhadap product domestic bruto (PDP) bisa di atas 60 persen, atau sekitar 70 persen sampai 80 persen.

“Ini karena level bawah terlalu besar, sehingga di situlah problemnya dan menjadi tidak mudah diatasi dalam kondisi sekarang,” ujar Samsul.

BACA JUGA: Sadis, Dedi Haryadi Hujani Paman dengan Tusukan, Berhenti Setelah Ibunya Teriak Allahu Akbar

Samsul mengatakan bahwa persoalan utamanya ada di level entrepreneurship.

Dia mengungkapkan, sebagian besar pelaku UMKM bukan petarung maupun pebisnis tangguh yang sudah biasa diserang penyakit berkepanjangan. Menurut dia, ada yang memilih UMKM karena tidak punya pekerjaan lain.

BACA JUGA: BKPM Dorong Investor Besar Bermitra dengan UMKM

“Jadi, buka tutup. Kira-kira begitu sehingga masih butuh terus ditingkatkan entrepreneurship-nya,” katanya.

Menurut Cak Samsul, hari ini UMKM yang bisa bertahan, bangkit, adalah yang level entrepreneurship-nya sudah terujui.

Mereka punya pengalaman melewati krisis, meskipun bukan pandemi Covid-19.

Mereka memiliki manajemen keuangan, sumber daya manusia, dan perencanaan yang baik. “Sehingga memiliki cadangan sumber baik. Nah, di sinilah entrepreneurship itu penting,” ungkapnya.

Selain entrepreneurship, kata Samsul, hal lain yang dibutuhkan melewati masa pandemi ini adalah kreativitas. Dia menegaskan, karena situasi yang berubah drastis, maka kreativitas sangat diperlukan.

BACA JUGA: Preman Bersenpi yang Kerap Pungli Sopir Truk Ini Akhirnya Diciduk Polisi, Lihat Tampangnya

“Perubahan membutuhkan kreativitas,” katanya. “Produktivitas menjadi kata kunci memenangkan persaingan,” tegas Cak Samsul. (boy/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler