Sadis, Dedi Haryadi Hujani Paman dengan Tusukan, Berhenti Setelah Ibunya Teriak Allahu Akbar

Rabu, 08 Juli 2020 – 19:55 WIB
Keluarga korban menunjukkan foto korban lewat ponsel. Foto: sumeks.co

jpnn.com, PALEMBANG - Seorang pria bernama Junaidi, 66, tewas di tangan keponakannya sendiri, Dedi Haryadi, 36, dengan cara mengenaskan pada Selasa (7/7/2020) pukul 18.30 WIB.

Peristiwa berdarah itu terjadi di rumah korban sendiri di RT 31 RW 06, Jalan Kemas Rindo, Kelurahan Ogan Baru, Kertapati, Palembang.

BACA JUGA: Usai Menyuruh Istri Tidur Duluan, Sang Suami Nekat Berbuat Terlarang di Teras Rumah

“Almarhum dibunuh saat duduk selepas salat magrib,” aku Hartati, keluarga korban sekaligus ibu pelaku saat dibincangi di rumah duka, Rabu (8/7/2020).

Menurut Hartati mengetahui peristiwa nya saat baru selesai menunaikan salat magrib.

BACA JUGA: Pengakuan Petugas Penginapan Soal Gadis Cantik yang Tewas di Bawah Ranjang Kamar

Sedangkan menurut keterangan putra Hartati yang lainnya, Dedi membawa sebilah pisau dan melangkah dengan cepat ke arah rumah korban yang hanya berjarak 20 meter dari rumah pelaku.

Dia bilang akan menghabisi orang. ”Kami kira dia ini cuma main-main aja,” terangnya.

BACA JUGA: Sepasang Kekasih Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Indekos, Kondisinya Mengenaskan

Pelaku Dedi saat melakukan aksinya, pertama mengetuk pintu rumah korban.

Dan setelah pintu dibuka, Dedi seperti orang kalap dan menusuk korban.

“Almarhum luka tusuk di dada sampai tembus ke punggung. Ditusuk juga beberapa kali sampai banyak keluar darah,” ungkap Hartati.

Melihat kakak iparnya bersimbah darah, Hartati lalu berteriak agar pelaku menghentikan perbuatannya.

Mendengar ibunya berteriak histeris, pelaku tak berhenti. Malah sempat akan menusuk ibunya.

“Dia (pelaku) itu seperti mau menusuk saya. Saya teriak Allahu akbar, Allahu akbar, baru dia berhenti mau ngejar saya,” ujar Hartati.

Pelaku lalu melarikan diri. Sementara warga sekitar TKP membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari. Korban pun mengembuskan napas terakhir. Dan kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk kepentingan visum.

Menurut Hartati, putranya itu nekat membunuh pamannya sendiri karena tak terima ditegur agar tidak meminta uang ke sopir truk di wilayah Kemas Rindo.

“Almarhum dipercaya salah satu perusahaan agar mengamankan truk-truk muatan yang keluar-masuk Jalan Kemas Rindo. Tetapi pelaku ini malah minta uang ke sopir truk,” ungkap Hartati.

Suatu hari, kata Hartati, ada sopir truk mengeluh karena diminta uang oleh pelaku hingga sampai ke telinga korban.

Korban yang merasa memiliki tanggung jawab, lalu menegur pelaku agar tak mengulangi perbuatannya.

“Sudah sebulan terakhir anak saya mengeluh karena dilarang pamannya ambil setoran ke sopir truk. Puncaknya pas lagi emosi, dia membunuh pamannya sendiri,” kata Hartati.

Sementara Neli, istri korban berharap polisi dapat menangkap pelaku dan hukum ditegakkan seadil-adilnya. “Kami sekeluarga berharap kejadian ini diproses,” kata Neli sambil berurai air mata.

Rencananya, jenazah korban dimakamkan di TPU tak jauh dari rumah duka pada Rabu (8/7/2020) petang.

BACA JUGA: Guru Honorer Ini Menjadi Korban Kebrutalan Penjambret, Lihat Sampai Terkapar Begini di Jalan

Saat ini polisi sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku. “Anggota sudah meminta keterangan saksi-saksi dan melakukan pengejaran terhadap pelaku,” kata Kapolsek Kertapati, AKP Polin Pakpahan. (Jal/dho)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler