jpnn.com, JAKARTA - Calon Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Hasnu Ibrahim berkomitmen mendorong laboratorium gerakan pada setiap level struktur.
Dia juga ingin pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal apabila dirinya mendapatkan amanah untuk menjadi orang nomor satu di PMII pada Kongres ke-21 PMII yang digelar 9-15 Agustus di Palembang, Sumatera Selatan.
BACA JUGA: Menjelang Kongres PB PMII, Adlin Panjaitan Sowan Ulama Cirebon
"Laboratorium gerakan pada setiap level struktur dan pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal adalah gagasan terdidik dan terpimpin yang ditawarkan oleh PB PMII sebagai proses mengidentifikasi area-area spesifik di suatu wilayah yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi pusat gerakan sosial terkait isu-isu lokal yang relevan yang akan dikawal oleh PMII se Nusantara," kata Hasnu, Senin (12/8).
Hasnu menjelaskan, proses tersebut melibatkan analisis mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan politik di suatu wilayah.
BACA JUGA: Caketum PB PMII Hasnu Ibrahim Tolak Calon Pimpinan BPK RI dari Unsur Politisi
Hal itu diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang paling rentan, sumber daya yang tersedia, dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam melakukan gerakan perubahan bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Menurutnya, ada beberapa alasan strategis mengapa laboratorium gerakan dan pemetaan zonasi gerakan ini penting untuk didorong oleh PB PMII, pertama, aspek efisiensi.
BACA JUGA: Caketum PB PMII Dengar Keluhan Mahasiswa: Fasilitas Pendidikan Tak Meningkat Saat UKT Naik
Kedua, soal relevansi dan PMII akan memastikan bahwa gerakan yang dilakukan relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan masyarakat setempat.
Ketiga, aspek kolaborasi yang memudahkan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam gerakan, baik pemerintah, masyarakat dan media demi terciptanya masyarakat madani yang inklusif.
Keempat, soal pengaruh yang akan meningkatkan dampak gerakan dengan memfokuskan pada area-area yang memiliki potensi pengaruh yang besar.
"Ada beberapa langkah dalam melakukan pemetaan zonasi gerakan berbasis isu lokal dan laboratorium gerakan PMII yakni; identifikasi isu lokal, analisis kondisi lokal, pemetaan geografis, analisis SWOT, prioritas zonasi, dan perencanaan strategi dan gerakan," jelas Hasnu.
Hasnu mencontohkan isu lokal dan potensi zonasi yang ditawarkan seperti isu lingkungan, sosial, agraria, maritim dan perikanan, pariwisata, pertambangan, perkebunan dan ekonomi.
Dia juga menyebutkam tugas utama PMII adalah memfokuskan kampanye pada desa-desa di sekitar sungai yang tercemar, lokasi pertambangan dan atau proyek-proyek negara yang ugal-ugal tanpa memperhatikan keadilan iklim antar generasi.
"PMII akan menjalankan program pelatihan keterampilan di daerah dengan tingkat pengangguran tinggi," beber Hasnu.
Selain itu, lanjut Hasnu, advokasi kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan publik sangat diperlulan
"Pintu masuknya PMII akan mengawal secara ketat program legislasi nasional (prolegnas) di level nasional," ujar Hasnu.
Hasnu menegaskan apabila modal historis, modal sosial, modal politik, dan modal budaya yang dimiliki oleh PMII dapat ditopang oleh kepemimpinan visioner, PMII akan menciptakan arus besar perubahan dan kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Kenny Kurnia Putra