jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Demokrat H. Taufiqurokhman mengatakan meksi unggul di beberapa Tempat Pemungutan Suara, seorang calon legislatif tetap harus waspada dengan kecurangan yang bisa terjadi dari suara partai politik.
“Karena kesepakatan Komisi Pemilihan Umum, caleg yang sudah menjadi bupati tidak masuk di suara caleg, tetapi masuk di suara parpol,” jelas Taufiqurokhman dalam keterangannya, Kamis (10/4).
BACA JUGA: Polri Siap Usut Lima Kasus Politik Uang
Taufiq yang juga caleg DPR RI daerah pemilihan Banten I, ini menjelaskan, para pemilih tradisional yang tidak bisa memilih caleg, biasanya akan memilih nama parpol di surat suara.
Sementara, lanjut dia, suara parpol saat ini gemuk dan harus diwaspadai. “Nah, karena suara partai ini gemuk, caleg harus waspada bila suara partai ini diambil menjadi suara caleg dengan cara belanja suara,” ujarnya.
BACA JUGA: Suryadharma Sebut PPP Sudah Go Public
Taufiq mengatakan seharusnya pengguna C1, C15, C16 yang ber-barcode dan berhologram harus benar-benar menjadi rujukan dan pegangan. “Jangan sampai teman-teman pengawas pengawas pemilu di lapangan kena siram serangan pleno," katanya.
"Jadi jangan hanya bicara tentang serangan fajar, karena setelah pencoblosan juga akan ada serangan pleno. Jadi itu tadi, jangan sampai suara partai menjadi suara caleg,” papar Taufiqurokhman.
BACA JUGA: PPP Belum Berani Tentukan Koalisi
Lebih jauh ia mengaku optimis akan lolos bila tidak terjadi kecurangan seperti yang dia sebutkan, karena di daerah pemilihannya di Pandeglang dan Lebak perolehan suaranya signifikan. “Saya optimis bisa masuk karena di beberapa TPS perolehan suara cukup besar. Kecuali kalau terjadi belanja suara atau terjadi serangan pleno," katanya.
Menurutnya pula, ini seharusnya bisa diiberitakan. Jangan hanya memberitakan tentang siapa yang jadi calon presiden atau calon wakil presiden. "Masih banyak yang harus menjadi perhatian kita,” pungkas Taufiqurokhman. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Kasus Surat Suara Tertukar Hanya Sedikit
Redaktur : Tim Redaksi