Calon Pendeta di Palangka Raya Sembuh dari COVID-19, Ini Ceritanya

Kamis, 02 April 2020 – 13:42 WIB
Ergon Pranata Pieters (kedua kanan) seorang pasien COVID-19 di Kalteng yang dinyatakan sembuh, Rabu (1/4). Foto: ANTARA/Muhammad Arif Hidayat

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Seorang calon pendeta yang berdomisili di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Ergon Pranata Pieters (26) dinyatakan sembuh dan terkonfirmasi negatif dari virus corona.

Sebelumnya Ergon telah menjalani isolasi di RSUD Doris Sylvanus. Ia menjadi salah satu pasien positif COVID-19.

BACA JUGA: Pendeta Meninggal Terinfeksi Corona, Istrinya Dirawat, Puluhan Jemaat ODP

Namun, pada Rabu (1/4) pagi ia menerima kabar baik karena dinyatakan sembuh. "Pagi kemarin saya bangun, sebetulnya belum mendapat informasi dari rumah sakit, tetapi di grup WhatsApp ada yang mengabarkan saya sembuh," kata Ergon di Palangka Raya, Kamis (2/4).

Awalnya ia kebingungan dan sempat beranggapan bahwa yang sembuh adalah pasien lain yang lebih lama dirawat di sana. Namun, ternyata memang dirinya yang dinyatakan sembuh dan bebas dari COVID-19.

BACA JUGA: Mengenal Gejala Tak Biasa Terpapar Virus Corona

Sebelum keluar dari rumah sakit, ia berbagi kisah dan pengalamannya selama menjadi pasien dengan pengawasan (PDP), hingga terkonfirmasi positif.

Ergon menceritakan sekitar 29 Februari 2020, ia baru pulang dari Bogor dan sampai di Palangka Raya pada 1 Maret 2020. Setelah beberapa waktu berlalu, ia mulai merasa demam, sempat menggigil, sedikit batuk dan vertigo.

BACA JUGA: Mengaku Kena Corona Lalu Batuk di Depan Polisi, Adam Masuk Penjara

Akhirnya ia memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit swasta dan kemudian dilakukan observasi, ternyata ia dinyatakan sebagai PDP dan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.

"Setelah dirujuk dan menjadi PDP di Doris, saya pun tidak tahu kapan akan keluar. Selama masa penantian menunggu hasil positif atau negatif, di situ lah beban paling besar, sehingga terus menangis dan haru," ungkap Ergon.

Masa-masa paling sulit adalah saat menanti hasil pemeriksaan laboratorium, sebab hasil tersebut tak hanya berkaitan dengan dirinya, tetapi juga orang lain, bahkan dirinya sempat merasa sesak karena rasa khawatir yang begitu dalam.

Namun, perasaan itu terus dilawan dengan semangat dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari para tenaga medis, kerabat dan jemaat gereja.

Akhirnya ia menerima kabar hasil pemeriksaan laboratorium yang menyatakan dirinya positif COVID-19, yakni sekitar 26 Maret 2020 lalu.

"Saya sudah siap karena semua hal sudah dilalui. Saya tidak berjuang sendirian, saya berjuang dengan para dokter, perawat dan dukungan banyak pihak lainnya," kata dia.

Orang-orang yang berdasarkan penelusuran riwayat dirinya sempat melakukan kontak pun sangat kooperatif, mereka mematuhi anjuran dari Dinas Kesehatan dengan langsung memeriksakan diri, mengisolasi diri, hingga langkah-langkah pencegahan lainnya.

"Dukungan mereka sangat besar pengaruhnya dan yang terpenting tidak ada yang menjauhi saya," ucapnya.

Lebih lanjut, ia bercerita tentang pengalamannya di rumah sakit, selama di sana apa pun yang dibutuhkan selalu dipenuhi oleh para tenaga medis.

Penanganan tak hanya tentang COVID-19, tetapi juga keluhan lainnya. Bahkan, selama di ruang isolasi, ia diperbolehkan menggunakan telepon seluler, fasilitas memadai, sehingga ia tidak merasa bosan.

Ergon mengaku satu ruang dengan kenalannya yang juga positif COVID-19. Mereka berkomunikasi secara intensif meski melalui saluran telepon.

"Walau berdekatan, kami tidak boleh kontak langsung, tetap menggunakan saluran telepon. Dia kondisinya baik-baik saja dan semoga beberapa hari ke depan juga mendapat konfirmasi negatif atau sembuh," harapnya.

Menurutnya, saat dinyatakan sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit, tentu merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Hanya saja, bukan berarti ia pergi meninggalkan rumah sakit, melainkan pergi dari salah satu zona nyaman karena selama ini pelayanan sangat baik.

Ia menegaskan kekhawatiran pasti ada dalam dirinya dan orang-orang yang menjadi PDP maupun ODP. Namun, kelolalah kekhawatiran itu dengan baik dan jangan sampai kalah dengannya.

Sementara itu, Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengatakan Ergon merupakan pasien kedua yang dinyatakan sembuh untuk kasus positif COVID-19 di Kalteng.

"Statusnya sembuh dan diperbolehkan kembali ke rumah. Namun, pada kondisi saat ini, ia tetap harus berhati-hati, karena ia tidak kebal terhadap COVID-19 dan tetap berpotensi terkena kembali, jika kontak dengan seseorang yang positif COVID-19," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler