Calon Pengganti Bu Marwah Diminta Mengundurkan Diri

Sabtu, 21 Januari 2017 – 05:25 WIB
MUI. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Istibsyaroh sebenarnya sudah diplot masuk di jajaran pengurus MUI pusat.

Rencananya ia menduduki posisi ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga menggantikan Marwah Daud Ibrahim yang mengundurkan diri.

BACA JUGA: Duh! Anggota MUI Kok Temui Presiden Israel

Namun rencana ’’promosi’’ itu buyar, lantaran dinilai melanggar sikap MUI, setelah ia berkunjung sekaligus bertemu Presiden Israel Reuven Rivlin, Rabu (18/1).

Ketua MUI Zainut Tauhid Sa’adi menuturkan surat keputusan (SK) resmi mengangkat Istibsyaroh untuk menjadi pengurus MUI pusat belum keluar. Setelah kejadian yang menghebohkan publik itu muncul, tentu MUI pusat akan mengevaluasinya.

BACA JUGA: Mi Samyang Beredar, MUI Curiga Kelabui Konsumen Muslim

’’Saya pastikan Ibu Istibsyaroh ke Israel itu bukan atas nama MUI. Beliau juga tanpa izin atau pemberitahuan ke MUI,’’ jelasnya di Jakarta kemarin (20/1).

Meskipun begitu MUI pusat akan memanggil Istibsyaroh untuk meminta klarifikasi atau tabayyun.

BACA JUGA: Din Syamsuddin: Ibu Mega Perlu Diajak Dialog

Rencananya awal pekan depan guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu akan dipanggil ke kantor MUI pusat.

Zainut menjelaskan pimpinan MUI sangat menyesalkan kunjungan tersebut. Sebab Istibsyaroh yang menjabat sebagai Dewan Pakar MUI Jawa Timur dinilai telah menyalahi kebijakan organisasi.

Sebab MUI melarang semua pengurusnya untuk berkunjung ke negara zionis dengan alasan apapun.

Ketua MUI Muhyidin Junaidi juga menyampaikan kekecewaan atas kunjungan Istibsyaroh ke Israel. Sebab sampai saat ini MUI memandang Israel adalah penjajah di muka bumi.

Selain itu Israel dinilai negatif karena tidak bersedia kooperatif atas resolusi-resolusi damai keluaran PBB.

Muhyidin mengatakan atas kejadian ini, pasti menimbulkan respon pro dan kontra di masyarakat. Atas dasar itu, Muhyidin berharap Istibsyaroh untuk mengundurkan diri dari MUI. ’’Supaya dapat mengurangi prokontra di publik,’’ tandasnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, dia belum mendengar informasi tentang kunjungan Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI ke Israel.

Dia menjelaskan, Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, bukan berarti tidak ada WNI yang boleh memasuki negara tersebut.

Menurut JK, dalam konteks diplomatik, yang tidak boleh saling mengunjungi adalah pejabat negara.

Tapi, kalau yang berkunjung adalah warga biasa sudah banyak contohnya setiap tahun. Selama ini, cukup banyak masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Israel setiap tahunnya.

“Teman-teman Kristen berziarah ke situ, yang Islam pergi ke Masjidil Aqsa. Itu rutin,’’ terangnya di kantor Wapres kemarin (20/1).

Itu menunjukkan bahwa yang dilarang masuk ke Israel adalah para pejabat, karena bagaimanapun pejabat merupakan representasi negara.

Hampir tidak ada pejabat Indonesia yang berkunjung ke Israel saat masih memegang jabatannya. Berdasarkan data Jawa Pos, salah satu yang pernah berkunjung ke Israel saat menjadi pejabat adalah

Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid. JK pun mengakui pernah berkunjung ke Israel. ’’Saya pernah ke sana (Israel), tapi dalam posisi bukan pejabat,’’ tambah mantan Menko Kesra itu.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyayangkan kunjungan pengurus MUI ke Israel. Seharusnya kunjungan itu tidak dilakukan, karena hal itu sangat prinsipil.

Menurut dia, yang perlu dipahami para tokoh-tokoh adalah Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Sampai saat ini, Indonesia tidak mengakui Negara Israel. Sebab mereka menjajah Palestina. "Kami tidak menerima Israel," ucap dia saat ditemui di gedung Parlemen kemarin (20/1).

Jika ada orang yang menunjukkan dan membangga-banggakan kunjungan ke Israel, hal itu sama saja dengan menghina para pendiri bangsa, menghina Bung Karno, dan menghina amanat pembukaan UUD 1945.

Kalau niatnya berwisata, maka mereka akan diam-diam saja dan tidak menemui pejabat Israel. Kenyataannya mereka bertemu Presiden Israel.

Hal itu sama saja mereka mengakui Israel. "Niatnya memang mau mengakui negara yang tidak kita akui," terang dia.

Sebagai umat Islam, dia juga ingin berkunjung ke Masjidil Aqsa. Tapi untuk berkunjung ke tempat suci itu, paspor pengunjung harus dicap oleh otoritas Israel.

Tentu, katanya, dia tidak mau paspornya dicap negara yang tidak diakui. Negara yang selama ini menjadi penjajah Negara Palestina.

Menurutnya, Israel terus berupaya melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak yang menentang. "Lobi-lobi terus dilakukan," jelas legislator asal Sumbawa, NTB itu.

Lukman Edy, anggota DPR dari Fraksi PKB menyatakan, kunjungan yang dilakukan Prof Istibsyaroh bersama rombongannya itu merupakan wisata.

"Secara pribadi, bukan atas nama organisasi. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan," terang dia. Mungkin Istibsyaroh mempunyai kenalan dengan di sana, sehingga bisa bertemu pejabat Israel.

Menurut dia, dalam rombongan itu juga ada peneliti tentang Israel. Jadi kedatangannya untuk mengetahui secara mendalam tentang negara tersebut. Mereka juga ingin melakukan penelitian.

Lawatan salah seorang pejabat Majelis Ulama Indonesia ke Israel mendapat respon keras. Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almsyhari mengkritik sikap Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI Istibsyaroh, atas keputusanya bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin itu.

Hal tersebut disampaikan Abdul Kharis, mengomentari beredarnya foto pertemuan Istibsyaroh dengan Rivlin di dunia maya. Dia menyatakan, sebagai salah satu pejabat MUI, jangan sampai kunjungan itu mengganggu politik luar negeri yang diterapkan pemerintah RI. Dalam hal ini, Indonesia adalah salah satu negara yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dari jajahan zionis Israel.

"Kita tetap mendukung kemerdekaan Palestina secara berdaulat. Kita juga tetap melaksanakan boikot terhadap kebijakan atau produk Israel," kata Abdul Kharis.

Menurut dia, poin itu merupakan keputusan dari KTT luar biasa Organisasi Konferensi Islam yang diikuti Indonesia tahun lalu. Karena itu apa yang dilakukan oleh pejabat MUI tersebut bisa mengganggu arah dan kebijakan luar negeri Indonesia.

"Sebagai umat Islam, saya tegas menyatakan aneh dan sangat disayangkan. Saya nggak habis pikir, ini pengurus majelis ulama yang nota bene merupakan panutan umat Islam malah ke Israel," kata legislator Partai Keadilan Sejahtera itu.

Abdul Kharis mendesak agar pimpinan MUI bisa mengambil langkah-langkah. Dia mendorong agar ada sanksi yang diberikan kepada Istibsyaroh, agar kejadian yang sama tidak terulang di masa depan.

"Soal sanksi saya serahkan kepada MUI sesuai mekanisme yang ada di lembaga tersebut," tandasnya. (wan/byu/lum/bay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua FPI Tebar Ancaman di Depan Wakil Wali Kota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Istibsyaroh   MUI   Israel  

Terpopuler