Menteri Imigrasi Australia, Andrew Gilles, memutuskan untuk memberikan hak tinggal permanen bagi sebuah keluarga asal Kolombia mengakhiri penantian tidak menentu setelah keluarga tersebut diberi tahu tahun lalu mereka harus meninggalkan Australia.

Cesar Penuela dan Claudia Castillo sudah tinggal di Australia selama 13 tahun, lima tahun terakhir di antaranya di Lauceston, negara bagian Tasmania. 

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Sedikitnya 85 Orang Tewas Terinjak-injak di Yaman Saat Pembagian Dana Amal

Mereka berusaha mendapatkan status tinggal permanen melalui jalur sponsor di negara bagian yang masuk dalam kategori regional.

"Saya menangis mendengarnya," kata Penuela ketika mendengar keputusan menteri imigrasi tersebut.

BACA JUGA: Pakar Menilai Ada Perhitungan Tidak Cermat dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

"Saya tidak berharap mendengar kata-kata tersebut selama beberapa tahun terakhir."

Keluarga asal Kolombia ini sudah lama bermimpi untuk bisa tinggal permanen di sini, membeli rumah dan membesarkan kedua putri mereka Maria dan Janah di komunitas lokal.

BACA JUGA: Melamar Jadi Pembunuh Bayaran, Pria Ini Langsung Ditangkap FBI

"Ketika bertemu istri saya.. saya mengatakan kepadanya bila kita pindah ke Australia, akan diperlukan waktu dua tahun untuk menjadi penduduk tetap" kata Penuela.

"Sayangnya diperlukan waktu 13 tahun, tujuh bulan dan satu hari untuk menjadikannya kenyataan, tapi saya merasa lega karena janji saya kepadanya telah terwujud."

Mimpi mereka sempat terancam kandas ketika Tribunal Banding Administrasi Australia menolak banding mereka bulan Oktober lalu.

Penuela mengatakan penolakan tersebut disebabkan karena perusahaan tempatnya bekerja tidak mengirimkan dokumen yang diperlukan dalam aplikasi yang ia ajukan.

ABC sudah menghubungi perusahaan tersebut namun mereka menolak memberikan komentar.

Keluarga ini sudah mulai melakukan persiapan untuk meninggalkan Australia namun mendapat visa sementara yang disebut bridging visa, yang mengizinkan mereka tinggal lebih lama.

Namun sekarang masa depan mereka di Australia sudah terjamin setelah Menteri Imigrasi Andrew Giles secara pribadi mempertimbangkan kasus tersebut dan memberikan mereka status tinggal permanen.

Penuela mengatakan ini adalah momen yang besar ketika dia akhirnya bisa memberitahu istrinya bahwa mereka bisa tinggal selamanya di Australia.

"Saya pulang ke rumah dan menemui istri, yang sedang mempersiapkan makan malam dan saya memeluknya erat, mengatakan kami menang, bahwa perjuangan sudah berakhir dan dia juga mulai menangis," katanya.

"Hari ini adalah hari baru bagi kami, kami akhirnya bisa mulai melangkah maju, memulai langkah baru dalam kehidupan kami."

Pengacara senior dari Tasmanian Refugee Legal Service Patrick O'Connor yang membantu keluarga tersebut mengatakan ini adalah hasil yang melegakan.

O'Connor mengatakan menteri imigrasi mempertimbangkan berbagai hal seperti usia anak-anak, manfaat ekonomi yang dibawa keluarga tersebut, lama mereka sudah tinggal di Australia dan juga keputusan dengan kondisi visa sebelumnya serta dukungan dari komunitas.Komunitas dan politisi yang memberikan dukungan

Kasus ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan termasuk dari para politisi mulai dari anggota parlemen federal dari Partai Liberal, Bridget Archer, dan Senator Partai Buruh, Helen Polley, juga anggota parlemen di negara bagian Tasmania, Lara Alexander dari Partai Liberal, dan Michelle O'Byrne dari Partai Buruh.

Komunitas masyarakat di Launceston juga memberikan dukungan termasuk lembaga amal St Vincent de Paul Society dan Klub Sepak bola Northern Rangers Football Club yang menyelenggarakan pengumpulan dana lewat GoFundMe untuk membantu membayar biaya pengurusan hukum dan imigrasi.

"Dukungan dari komunitas yang kami dapatkan dalam kasus ini luar biasa besar dan itu yang menjadi penentu utama," kata  O'Connor. 

"Saya kira ini adalah contoh yang bagus bagaimana begitu banyak orang kompak berusaha menghasilkan yang terbaik untuk keluarga dan komunitas dan ini adalah bagus sekali semua berakhir dengan positif."

Penuela mengatakan dia merasa sangat berterima kasih dan bersyukur atas seluruh dukungan yang diberikan kepada keluarganya selama ini.

"Rasanya luar biasa saat semalam saya bisa tidur tanpa beban yang ada di pundak saya tentang masa depan kami," katanya.

"Saya bangun bagi ini, siap bekerja dengan senyum lebar dan tanpa ada tekanan, dan tahu bahwa semuamasalah imigrasi telah selesai.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru 20 Persen Turis Tiongkok Mengunjungi Australia Walau Perbatasan Internasional Sudah Dibuka

Berita Terkait