Seorang pria AS, Josiah Garcia, ditangkap aparat setelah dijebak oleh agen FBI yang menyamar menjadi pemberi pekerjaan sebagai pembunuh bayaran.

Saat bertemu muka, Josiah sesumbar kepada agen FBI bahwa dirinya sangat piawai membunuh orang karena punya pengalaman militer. Dia juga, katanya, sedang butuh uang.

BACA JUGA: Menlu Rusia Sebut Amerika Penipu yang Kerap Ingkar Janji

Dalam berkas perkara yang telah diajukan di pengadilan federal, disebutkan bahwa Josiah juga mengaku sebagai penembak jitu yang hebat.

Ia mengaku menemukan situs website RentAHitman.com di internet untuk pekerjaan tentara bayaran kontrak atas saran rekan kerja sesama penjaga.

BACA JUGA: Baru 20 Persen Turis Tiongkok Mengunjungi Australia Walau Perbatasan Internasional Sudah Dibuka

Website ini awalnya dibuat pada tahun 2005 untuk mengiklankan perusahaan keamanan siber yang ternyata tidak pernah berjalan.

Namun, menurut berkas perkara, website ini menerima banyak pertanyaan jasa pembunuhan bayaran.

BACA JUGA: Swed House yang Menjual Barang Mirip IKEA Dibuka di Moskow

Akhirnya, pengelola website mengubah website ini menjadi situs parodi, lengkap dengan testimoni palsu, formulir untuk klien yang mencari pembunuh bayaran, serta tautan untuk melamar menjadi pembunuh bayaran.

Josiah diketahui mengirimkan lamaran kerja pada 16 Februari lalu dan mengirimkan beberapa surat eketronik susulan pada bulan berikutnya.

Dia memasukkan nama, alamat di Kota Tennessee, nomor telepon, tanggal lahir dan foto SIM-nya.

Dalam salah satu surat itu, dia menambahkan alasannya melamar pekerjaan ini.

"Saya sedang mencari pekerjaan, dengan gaji yang baik, yang terkait dengan pengalaman militer saya (menembak dan membunuh target) supaya saya dapat membiayai anak saya. Saya bisa katakan, saya senang melakukannya, jadi jika saya bisa mendapatkan pekerjaan seperti ini, tempatkan saya sebagai pelatih!" tulisnya.

Pada awal April, seorang agen FBI yang menyamar mengaku sebagai "koordinator lapangan" untuk perusahaan tersebut menghubungi Josiah.

Mereka bertemu dan membahas soal pekerjaan ini, termasuk bayaran untuk Josiah dan apakah dia bersedia menyiksa dengan memotong jari atau telinga orang yang ditargetkan.

Josiah menanggapi positif dan menyatakan siap untuk memulai pekerjaan ini.

Saat agen FBI itu menanyakan mengapa dia ingin melakukan pekerjaan ini, Josiah mengaku sedang menjajaki lowongan kerja sebagai penegak hukum tapi "ingin melakukan sesuatu yang lebih menarik".

Josiah dan agen FBI itu bertemu kembali di sebuah taman untuk memberikan data target yang berisi foto, nama, alamat, dan informasi lain tentang orang palsu yang seharusnya dia bunuh.

Josiah menerima bayaran uang muka sebasar $AS2.500, dan tak lama kemudian tim aparat langsung menangkapnya.

Saat ditangkap, Josiah sempat mengaku bahwa dirinya tidak bermaksud melakukan pekerjaan ini. Bahkan, katanya, dia baru saja diterima bekerja di salah satu pusat medis di Nashville.

Jika terbukti bersalah, dia menghadapi terancam hukuman 10 tahun penjara.

Artikel ini diproduksi oleh Farid Ibrahim dari laporan ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Upaya Penyelamatan Pilot Selandia Baru Gagal, Eskalasi Konflik Bersenjata di Papua Meningkat

Berita Terkait