Canberra memiliki salah satu acara unik yang digelar setiap tahunnya, yakni 'sleepout'. Acara ini mengajak warga ibukota Australia itu untuk tidur di alam terbuka.
Sesuai namanya, 'Sleepout', para warga diajak untuk merasakan tidur di luar ruangan, dengan hanya beratapkan langit.
BACA JUGA: Pengalaman Menghadiri Undangan Pertemuan dengan Presiden Jokowi
Acara yang digelar hari Jumat (14/11) dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian terhadap para tunawisma, atau mereka yang tidak punya rumah.
Lebih dari 700 warga ikut dalam acara tahun ini, dengan membawa tikar dan sleeping bag mereka memenuhi lapangan Australian Institute of Sport, yang biasanya digunakan untuk berlari.
BACA JUGA: Pasien Anak Australia Banyak Diresepkan Obat Skizofernia
Tepat pada pukul 10 malam, lampu yang menerangi lapangan tersebut dimatikan agar mereka yang terbiasa tidur lebih awal bisa beristirahat.
"Tahun lalu, beberapa orang ada yang masih bercakap-cakap atau berkumpul hingga tengah malam. Banyak hal yang menyenangkan dan aktivitas yang bisa diikuti hingga malam hari," ujar Lynne Harwood, CEO dari Communities at Work, penyelenggara acara tersebut.
BACA JUGA: Tony Abbott, Shinzo Abe dan Barack Obama Bahas Ukraina dan ISIS
"Warga bisa bergabung dengan berbagai cara. Mereka bisa bergabung dan ikut tidur di luar, atau menyumbang uang, atau memberikan dana bagi mereka yang ikut tidur di luar," tambahnya.
Frank Brassil, presiden dari yayasan St Vincent De. Paul's Society mengatakan jumlah tunawisma di ibu kota Canberra telah menjadi masalah yang terus meningkat.
"Mungkin ada sekitar 1.500 orang yang tidur di luar setiap harinya dan mereka adalah tunawisma, atau terancam jadi tunawisma," jelasnya.
Tunawisma di ibu kota Australia ini bisa juga muncul dalam beberapa jenis, seperti misalnya ikut menumpang tidur di rumah orang lain, tinggal di mobil, atau di tempat tinggal sementara.
"Jika ada yang tidak memiliki atap yang aman, atau tempat untuk ditinggali, tempat yang membuat aman, maka bisa dikategorikan sebagai tunawisma. Jumlah tunawisma di Canberra cukup signifikan," kata Brassil.
Lewat acara ini, Harwood berharap menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk merefleksikan diri dengan mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tunawisma.
"Acara ini benar-benar untuk menyeimbangkan antara bersenang-senang dan menyampaikan pesan soal malangnya nasib para tunawisma," kata Harwood.
Sangatlah sulit untuk menjadi kaum yang miskin di ibu kota Canberra karena cuaca yang dingin, terutama di musim dingin, belum lagi biaya hidup yang tinggi, termasuk untuk menyewa tempat tinggal, apalagi untuk membeli rumah.
BACA ARTIKEL LAINNYA... KTT G20 Brisbane Fokuskan Kesepakatan pada Sektor Tenaga Kerja dan Perubahan Iklim