jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan memberi penilaian positif atas kinerja Joko Widodo dalam dua tahun pemerintahannya. Meski sempat terseok-seok di awal, ternyata Jokowi -sapaan akrabnya- mampu membalikkan keadaan.
Dalam catatan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, mulanya Jokowi yang memimpin pemerintahan bersama Jusuf Kalla memang menghadapi persoalan sempitnya ruang fiskal. Di sisi lain, di parlemen juga masih ada perseteruan sengit antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pendukung Jokowi-JK dengan Koalisi Merah Putih (KMP).
BACA JUGA: Dua Tahun Jokowi-JK, Ini Kata Istana
Namun seiring berjalannya waktu, Jokowi membuat capaian-capaian positif. Perlahan, fraksi-fraksi di parlemen yang mulanya berseberangan pun memberi dukungan.
“Ruang fiskal yang sulit dan dinamika politik yang tidak mudah justru menjadikan kepemimpinan Presiden Jokowi semakin bersinar. Dukungan rakyat dan parlemen juga semakin kuat,” ujar Hasto di Jakarta, Kamis (20/10).
BACA JUGA: Terduga Teroris Penyerang Kapolsek Ternyata dari Keluarga Polisi
Lebih lanjut Hasto mengatakan, capaian nyata kinerja Jokowi-JK adalah di bidang pembangunan infrastruktur. Antara lain percepatan pembangunan infrastruktur jalan, bandar udara, pelabuhan laut, hingga pembangkit listrik.
PDIP mencatat selama dua tahun ini sekitar 3.187 jalan di daerah perbatasan telah dibenahi. Selain itu ada 8 ruas jalan tol di Sumatra dan 8 ruas jalan tol baru di Pulau Jawa yang telah dan sedang dikerjakan.
BACA JUGA: Tahun Depan Tiga Kartu Sakti Bakal Dipasangi Chip
Menurut Hasto, 108 proyek konektivitas yang dirancang hingga akhir masa jabatan Presiden Jokowi. Tujuannya untuk mengurangi ketimpangan antar-wilayah. “Konektivitas wilayah menjadi lebih baik,” tegasnya.
Catatan positif yang baru saja terlihat adalah kesetaraan hagra bahan bakar minyak (BBM) antara Jawa dengan Papua. Kini, warga di Papua bisa membeli BBM dengan harga yang sama dengan masyarakat di Pulau Jawa.
“Penetapan satu harga BBM secara nasional termasuk Papua merupakan terobosan penting dan simbolisasi konsistensi Presiden Jokowi di dalam menghadirkan Indonesia untuk semua," papar Hasto.
Sedangkan pembangunan pembangkit digenjot untuk mendongkrak rasio elektrifikasi. Dari 75 persen pada awal Jokowi menjabat, kini rasio elektrifikasi sudah 86 persen.
Yang tak kalah penting adalah penurunan angka kemiskinan. “Data statistik menunjukkan penurunan angka kemiskinan sebesar 0,36 persen dalam setahun antara Maret 2015 – Maret 2016," sebut Hasto.
Catatan positif lainnya adalah realisai janji kampanye Jokowi-JK melalui program prorakyat. Kini sudah ada 18 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi anak-anak sekolah.
Layanan kesehatan murah juga semakin nyata. “Ada perluasan penggunaan Kartu Indonesia Sehat dengan masuknya 20 ribu puskesmas dan klinik sebagai bagian dari program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional, red),” tambahnya.
Sedangkan di bidang pertahanan, yang paling nyata adalah kedaulatan maritim. Indonesia kini dikenal galak dalam menegakkan kedaulatan lautnya.
“Ketegasan pemerintahan Jokowi-JK dengan menegakkan kedaulatan atas laut adalah contoh bahwa harapan untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian telah diletakkan dengan baik,” tegasnya.
Meski demikian Hasto juga mengingatkan agar pemerintahan saat ini tidak cepat berpuas diri. Sebab, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dijalankan.
Menurut Hasto, pemerintah juga perlu dukungan politik dari DPR untuk mewujudkan program-programnya. Namun, secara menyeluruh kinerja Jokowi-JK tetap patut dibanggakan.
“Saatnya seluruh komponen bangsa bersatu mengejar ketertinggalan kita. Dan PDI Perjuangan bangga ketika Presiden Jokowi benar-benar menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia dan menjadikan pemerintah selalu hadir dalam setiap problematika rakyat," tegasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jessica: Kapan Penderitaan ini Berakhir
Redaktur : Tim Redaksi