Capres Harus Kedepankan Politik Gagasan pada Pilpres 2024

Kamis, 15 Desember 2022 – 10:07 WIB
Pilpres 2024. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri mengungkapkan pentingnya setiap capres-cawapres untuk mengedepankan gagasan dan program kerja pada Pilpres 2024.

“Setiap pemilu diharapkan setiap kandidat lebih fokus pada adu gagasan, visi, misi dan program kerja, bukan beradu kekuatan identitas kelompok,” tegas Aisah Putri di Jakarta, Rabu (14/12/2022)

BACA JUGA: Pakar: Setop Gunakan Politik Identitas di Pilpres 2024

Menurut Aisah, politik berbasis visi-misi serta gagasan akan lebih bermanfaat bagi pemilih dibanding politik yang menghadap-hadapkan identitas.

“Ide dan gagasan akan nyata manfaatnya kepada pemilih karena hal ini yg kemudian berdampak langsung kepada pemilih nanti. Sementara dampak dari adu identitas kelompok hanya akan berakhir pada perpecahan kelompok,” ungkap sosok yang akrab disapa Puput itu.

BACA JUGA: Survei LKPI: Elektabilitas Airlangga Ungguli Ganjar Hingga Anies

Menurut Puput, capres-cawapres harus mendorong penguatan pemilu yang dilandasi adu gagasan.

Puput menyebut selama ini politik gagasan belum tampak dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia.

BACA JUGA: Suarakan Penundaan Pemilu 2024, Bamsoet Diminta Teladani Airlangga

Dia mengingatkan kandidat harus menggiring pemilu pada adu gagasan yang selama ini tidak pernah nyata kelihatan berlangsung dalam pemilu.

“Akibat tidak berfokus pada adu gagasan, kandidat dalam pemilu, bahkan saat debat sekalipun selalu membicarakan hal yang sifatnya normatif dan antar calon tak jelas perbedaan cara pandang dan programnya,” katanya.

Puput menegaskan saat ini pemilih Indonesia sudah siap dan mampu untuk berada dalam politik gagasan. Perkembangan teknologi informasi membuat mereka semakin cerdas dan mampu memilih berlandaskan rasionalitas.

“Padahal, pemilih Indonesia saat ini sudah melek politik dan dapat mengakses informasi secara cepat melalui internet, sehingga mereka siap masuk ke dalam pemilu yang beradu gagasan, tak sekedar memilih calon berbasis popularitas - favoritisme," pungkasnya.

Sebelumnya, Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) merilis survei terbaru terkait dinamika politik dan pilihan masyarakat terhadap calon presiden (capres) 2024.

Survei itu mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi calon pemimpin di masa depan, yakni mampu meningkatkan kualitas ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia.

Survei LKPI juga mengukur elektabilitas sejumlah tokoh untuk menjadi presiden di tahun 2024.

Tokoh yang paling banyak dipilih adalah Airlangga Hartarto sebanyak 17,20 persen, Prabowo Subianto 16,20 persen, Ganjar Pranowo 10,7 persen, Anies Baswedan dipilih 7,40 persen, dan Puan Maharani 4,7 persen.

Program dan Gagasan

Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini mengatakan politik identitas akan makin kuat dan positif dengan adanya program dan gagasan.

Dengan begitu masyarakat bisa mengetahui apakan calon-calon pemimpin masa depan memiliki kemampuan, visi dan misi, untuk kemudian ditagih saat dia memimpin.

“Identitas politik akan selalu ada dalam pemilu, dia harus diimbangi dengan komitmen untuk mengutamakan dan mengedepankan politik gagasan dan program,” kata Titi, Rabu (14/12).

Para calon pemimpin harus punya program dan gagasan yang siap dipertanggung jawabkan.

“Siapapun pemimpin yang terpilih, apapun latar belakangnya, agenda yang diperjuangkan itu untuk semua, untuk rakyat. Dalam kompetisi berbeda itu wajar. Namun ketika hasil pemilu diputuskan, maka pemenang akan bekerja dengan gagasan program yang dia kampanyekan,” kata Titi.

Politik gagasan dan program membawa iklim demokrasi yang lebih sehat. Ketimbang mengkonflikkan identitas politik, yang nyata-nyata membuat masyarakat terbelah.

“Pemilu adalah sebuah mekanisme pemilihan publik. Jika situasi tidak siap kalah, disikapi dengan politik kebencian, persekusi kelompok lain, ancaman terbesar kita adalah identitas politik disisipi oleh kebencian,” ujar Titi.

Oleh karena itu, Titi mendorong politik identitas yang mengedepankan program dan gagasan.

“Kita sebagai pemilih menuntut gagasan dan program, apa yang ditawarkan oleh kandidat. Setidaknya yang terpilih nanti, kita punya keyakinan akan apa yang akan mereka kerjakan setelah terpilih,” kata Titi.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler