Cara ini Jadi Peluang Baru UKM Indonesia Rambah Pasar Malay

Kamis, 03 Mei 2018 – 13:40 WIB
Ilustrasi UMKM. Foto: Karawang Bekasi Ekspres/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Rencana pembukaan jalur darat Serudong-Simanggaris menjadi peluang baru bagi UKM Indonesia untuk merambah pasar Malaysia.

Terlebih, posisi Malaysia sebagai pusat start-up teknologi kini semakin kuat. Peresmian Digital Free Trade Zone (DFTZ) di Malaysia berperan penting dalam mengukuhkan kekuatan ekonominya di Asia Tenggara.

BACA JUGA: Malaysia Denda Penyebar Berita Bohong Rp 35,4 Juta

Seperti disampaikan Tan Sri Musa Aman, Ketua Menteri Sabah, negara bagian tersebut kini mengalokasikan RM 44,4 juta, atau lebih dari Rp 150 miliar, kepada 102 inkubator lewat program pengembangan kewirausahaan demi peningkatan inovasi start-up dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Optimizinc, sebuah platform digital Indonesia yang membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM), melihat ini sebagai peluang bagi UKM dan startup di Indonesia untuk merambah pasar Malaysia.

BACA JUGA: Ketua DPR Harapkan Pelaku UMKM Makin Melek Digital

"Saya meyakini, hubungan ekonomi bilateral Indonesia dan Malaysia akan memasuki babak baru. Kini, Indonesia harus terus menciptakan berbagai peluang baru bagi UKM agar bisa memanfaatkan pasar Malaysia yang terus berkembang," ujar Annisa M Azwan, Direktur Pemasaran Optimizinc.

Berdiri sejak 2017, Optimizinc telah menyukseskan 71 UKM di Indonesia.

BACA JUGA: Percepatan Penyaluran Dana, Bank Amar Gandeng PT Mekar

Pembangunan jalur darat Serudong (Sabah, Malaysia) dan Simanggaris (Kalimantan Utara, Indonesia) – yang ditargetkan selesai 2019, berperan penting mendorong perekonomian Sabah dengan melibatkan industri berteknologi canggih.

"Jalan ini akan menjadi peluang kerja sama yang luar biasa bagi kedua negara. Kalimantan Utara, misalnya, akan menyediakan banyak sumber daya alam dan hasil pertanian. Sementara Sabah, berkontribusi menyalurkan teknologi dan pengetahuan, melalui rantai nilai lintas batas, " kata Annisa.

Saat ini, Kalimantan Utara menjadi pasar ekspor yang kuat bagi Sabah, dan sumber terbesar berasal dari sektor agribisnis, seperti kopi dan kelapa sawit. Pada 2017, nilai ekspor kopi ke Sabah bahkan mencapai Rp 14 miliar per bulan.

Demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, Musa Aman kemudian meluncurkan Borneokaki.com, sebuah portal online untuk membantu produsen lokal memperluas jangkauan pasar.

"Inovasi UKM yang kian cepat akan mengubah pola pikir wirausaha muda dalam menjual produknya," ujar Annisa.

Melihat potensi tersebut, beberapa lembaga seperti Malaysia International Chamber of Commerce & Industry dan BIMP-EAGA Business Council of Kinabalu mulai menjajaki peluang berinvestasi di Kalimantan Utara.

Musa Aman juga menyediakan dana khusus sebesar RM 105 juta, atau lebih dari Rp 370 miliar, bagi badan-badan pemerintah dan kementerian Sabah. Pemerintah Sabah akan terus mengembangkan sektor pariwisata dan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (MICE) melalui Sabah International Convention Centre (SICC).

Ditargetkan rampung tahun ini, proyek tersebut nantinya bisa menampung hingga 5.000 orang dan menciptakan 10 ribu lapangan pekerjaan, sekaligus menjadi peluang lapangan pekerjaan baru, termasuk bagi masyarakat di Indonesia dan sekitarnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepiluan Keluarga Anggota Hamas yang Dibunuh di Malaysia


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UMKM   Malaysia  

Terpopuler