Cara Memilah Informasi Agar Terhindar Dari Hoaks

Jumat, 11 November 2022 – 06:47 WIB
Ilustrasi hoaks. Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan webinar tentang “Semua Bisa Menjadi Pahlawan Anti-Hoaks", Kamis.

Webinar diikuti kelompok masyarakat dari berbagai komunitas Digital di DKI Jakarta dan Banten.

BACA JUGA: Jateng Pertahankan Kedudukan Badan Publik Informatif Sejak 2018, Ganjar: Transparan, Tidak Boleh Hoaks

Tujuan kegiatan tersebut untuk mendukung peningkatan skill masyarakat di media digital, peran masyarakat yang cakap akan dunia digital sangat penting, sehingga mampu tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi pada 2024.

Berdasarkan Penelitian We Are Social Hootsuite per Februari 2022 di indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta.

BACA JUGA: Indosiar: Konser Cinta Lesti Kejora dan Rizky Billar Hoaks!

Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49.

Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital 2021 itu menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. 

BACA JUGA: 6 Cara Menangkal Hoaks di Masyarakat, Fokus pada Poin 4

Informasi yang tersebar di media sosial saat ini tidak lagi mengenal batasan antara ruang dan waktu.

Semua orang bebas mendapatkan dan mengakses informasi terkini dari belahan dunia mana pun hanya bermodalkan perangkat digital yang mereka miliki.

Semua orang saat ini bebas dalam mencari dan mengunggah suatu informasi di media sosial.

Hal itu tentunya menyebabkan informasi yang tersebar di ruang digital menjadi tidak terkontrol, sehingga tidak semua informasi yang tersebar benar adanya.

Banyak informasi yang beredar saat ini mengalami unsur kebohongan, kebencian, dan perpecahaan.

Pemeriksa Fakta Senior Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bentang Febrylian menjelaskan informasi hoaks memiliki banyak dampak yang serius bagi pengguna ruang digital.

“Informasi bohong yang tersebar bisa menimbulkan perpecahan antarsesama pengguna. Selain itu, dapat membingungkan orang yang menerima informasi dan memicu ketakutan kepada mereka” jelas dia.

Bentang mengatakan saat ini pengguna ruang digital harus bisa memilah informasi agar tidak termakan hoaks.

“Ada beberapa cara yang harus diperhatikan dalam menerima suatu informasi, seperti URL-nya, judul, dan isi yang sesuai dan waktu pemberitaan informasi tersebut."

"Selanjutnya, kita harus meneliti informasi dengan memeriksa foto dan video yang disematkan dan membandingkan informasinya dari informasi lain," imbuh dia.

Wakil ketua Fact Checker UI dan JaWAra Internet Sehat 2022 Wulan Fitria Ramadani mengajak pengguna raung digital agar lebih mengidentifikasi informasi agar terhindar dari Hoaks.

“Ada beberapa kiat identifikasi hoaks, yang pertama perhatikan apakah informasi tersebut muncul atau tidak di media-media arus utama. Selanjutnya informasi hoaks kerap mencatut nama tokoh-tokoh atau lembaga terkenal dan informasinya terdengar tidak masuk akal serta disertai dengan penelitian palsu," tutur dia.

Wulan mengatakan semua pengguna ruang digital bisa menjadi warganet yang berani melawan dan anti-hoaks.

“Untuk melawan hoaks kita harus membaca informasi secara keseluruhan. Harus mampu berpikir kritis, tabayyun, cek dan ricek dalam menerima semua informasi, saring sebelum sharing dan lapang dada serta tidak mengedepankan emosi dalam menanggapi informasi yang kita terima," jelasnya.

Lebih lanjut anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar Dian Muhtadah Hamna mengatakan media arus utama harus menjadi garda terdepan dalam menangkal berita bohong.

"Jurnalis harus mampu mengembalikan muruah media utama dalam memerangi berita palsu. Kita harus meningkatkan literasi media online dan media sosial dengan ikut serta pelatihan seperti cek fakta atau pun ikut grup diskusi anti-hoaks," ungkap dia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Program itu bertujuan mendukung dan mendorong masyarakat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana komunikasi dan interaksi yang aman, nyaman, dan berbudaya.

Jika pengin mengikuti kegiatan tersebut, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau https://literasidigital.id/. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelas Kebal Hoaks di Bali Diminati Masyarakat, Bisa Menguji Artikel dan Foto Palsu


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler