Cara Merawat Kapal Perang TNI AL Seperti Ini

Rabu, 23 Maret 2016 – 12:00 WIB
Tampak para prajurit KRI bersama dengan tim kesehatan sedang menutup lubang-lubang sebelum dilaksanakan fumigasi penyemprotan pada kapal perang jenis BAP (Bantu Angkut Personel) KRI Tanjung Nusanive 973, yang tengah sandar di dermaga Kolinlamil, Jakarta, Rabu (23/3). FOTO: Dok.Kolinlamil for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA Jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) melaksanakan fumigasi (teknik pemberantasan hama dengan penyemprotan) di kapal perang jenis BAP (Bantu Angkut Personel)  KRI Tanjung Nusanive 973. Ini dilakukan guna pemeliharaan peralatan kapal perang dari gangguan hama seperti tikus, kecoak, laba-laba, dan rayap.

“Kegiatan ini dilakukan saat kapal sandar di Dermaga Kolinlamil,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kolinlamil Letkol  Laut (K) dr. Hengky Setyahadi di Jakarta, Rabu (23/3).

BACA JUGA: Ini Kabar Gembira untuk TNI, Mendikbud Bilang Begini

Menurutnya, fumigasi dilaksanakan setiap triwulan dengan skala prioritas untuk pemeliharaan peralatan unsur kapal perang dari serangan hama yang dapat merusak kelengkapan peralatan dalam mengoperasikan kapal perang. Selain itu kegiatan ini juga dapat membasmi keberadaan nyamuk deman berdarah dan malaria yang bersarang di kapal perang.

Dengan fumigasi diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan lingkungan kesehatan di dalam kapal perang. Terutama bagi anak buah kapal selama melaksanakan kegiatan dan aktivitas di kapal perang dalam kegiatan operasi maupun selama di pangkalan.

BACA JUGA: Jleb Jleb Jleb! Begini Hanura Balas Cemoohan Ahmad Dhani

“Jika kondisi kenyamanan dan kesehatan lingkungan kapal terganggu, maka kinerja secara keseluruhan akan terhambat, itu akan merugikan kesatuan terutama dalam menjalankan pengamanan perairan,” katanya.

Kegiatan fumigasi dilaksanakan selama dua hari oleh tim dari Diskeskolinlamil dengan perwira tertua Kapten Laut (K) Yayat Ruhiyat. Dalam pelaksanaan Fumigasi mulai dari penyemprotan sampai bekerjanya obat secara efektif dibutuhkan waktu sekitar 16 jam dengan kondisi ruang-ruang kapal perang tertutup rapat dengan menggunakan  obat jenis methyl bromide 98 persen.

BACA JUGA: Pak Jokowi, DPR Tunggu Usulan Revisi UU LLAJ

Setelah dibiarkan beberapa saat, selanjutnya dilaksanakan pengeluaran  asap yang mengandung obat tersebut dengan membuka ruang-ruang kapal dan dilaksanakan penyedot udara dengan menghidupkan blower/penyedot udara sampai dinyatakan dengan aman dan sehat dengan menggunakan alat pengukur kesehatan.

Usai dilaksanakan kegiatan fumigasi, tahapan selanjutnya adalah pembersihan  bangkai hama.

”Setelah disemprot ditemukan puluhan hama tikus yang mati dan banyak hama kecoa dan laba-laba yang ditemukan mati di ruang-ruang kapal perang,” tutur Kadiskes seperti dilansir dalam siaran pers Kepala Dispen Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Bazisokhi Gea.

Sedangkan untuk kapal perang lainnya di jajaran Kolinlamil, Kegiatan Fumigasi tetap dilaksanakan secara prioritas disesuaikan dengan kesiapan operasi yang digelar Kolinlamil dalam mengemban tugas angkutan laut militer.

“Seluruh kapal TNI AL pasti akan melalui fumigasi, tapi akan diperioritaskan pada kapal yang lebih membutuhkan sehingga dapat segera menjalankan tugas kembali baik untuk mengangkut personel atau banpur,” katanya.(fri/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Anak Buah Menteri Basuki Digarap KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler